Saturday, November 3, 2018

Sekilas Tentang Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Yayasan Buddhagaya Watugong




Tempat ini merupakan tempat suci ibadah agama Buddha, terletak di depan Kodam IV Diponegoro lebih tepatnya pinggir Jalan Perintis Kemerdekaan, Pudak Payung, Banyumanik, Semarang yang merupakan status jalan provinsi makanya banyak truk-truk besar pembawa peti kemas dari/ke Pelabuhan Tanjung Mas yang lalu lalang. Walaupun tempat ibadahnya umat Buddha, namun kita yang non Buddha boleh masuk untuk sekedar berkunjung dan melihat arsitektur bangunan ini, tapi tetap ada batasannya ya karena ini tempat suci dan bukan tempat sembarangan, disini kita harus menjaga sikap, boleh foto tapi jangan berlebihan dan tentu jangan sampai kita mengganggu yang sedang bersembahyang. Di kawasan vihara ini suasananya asri dan rindang karena banyak pepohonan, banyak pula burung-burung liar cantik seperti kutilang, deruk dll (tidak boleh menembak satwa disini). Masuk kedalam lokasi kawasan Vihara ini kita hanya membayar seiklasnya saja di pos keamanan dan mencatat buku tamu selanjutnya kita dapat masuk ke dalam. Pagoda Avalokitesvara dan Vihara Buddhagaya Watugong ini berdominan warna merah, terlihat sekali jika Pagoda ini bercorak China. Vihara Yayasan Buddhagaya Watugong ini berada di bawah binaan Sangha Theravada Indonesia dan Magabudhi.





Watu gong
Sebelum masuk hingga kedalam pasti kita akan bertemu monumen batu berbentuk gong dikenal dengan "watu gong" dalam bahasa jawa yang merupakan sejarah didirikannya tempat ini. Watu gong adalah batu alam berbahan andesit yang berada disekitar vihara sejak zaman dahulu




Gerbang sanchi
replika gapura yang berada di depan stupa sanchi India. Simbol penghormatan sebelum memasuki bangunan vihara stupa sebagai kediaman keluhuran Guru Agung, Sang Buddha



Dhammasala
Yaitu bangunan inti atau pusat sebuah vihara berfungsi sebagai tempat puja bakti, penahbisan samanera-bhikku, ruang samadhi, diskusi dhamma dan sejenisnya. Di bagian bawah Dhammasala terdapat ruangan serbaguna seabagai bagian pendukung acara keagamaan agama Buddha



Patticasamuppada
Terletak pada dinding pagar Dhammasala, terdapat deretan relief yang menggambarkan patticasamuppada (hukum sebab musabab yang saling-bergantungan). Hukum alam yang dialami semua makhluk sebelum meraih kebahagiaan tertinggi, Nibbana.



Kuti Samadhi
turun dari Dhammasala, anda akan menjumpai deretan bangunan pondok terbuat dari kayu ulin. Kuti Samadhi ini adalah tempat tinggal para samanera-bhikku atau kediaman sementara bagi para umat selama berlatih samadhi-meditasi



Perpustakaan
Perpustakaan disini disebut juga Taman Bacaan Masyarakat (TBM), berfungsi juga sebagai sekretariat vihara



Kuti Bhikku
Adalah tempat tinggal khusus bagi para bhikku. Pengunjung tidak diperkenankan memasuki area ini tanpa izin dari petugas.



Tugu Ariya Atthangika Magga
merupakan simbol jalan mulai berunsur untuk meraih kebahagiaan tertinggi, Nibbana. Ke delapan jalan teersebut adalah : pengertian benar (samma-ditthi), pikiran benar (samma-sankappa), ucapan benar (samma-vaca), perbuatan benar (samma-kammanta), pencaharian benar (samma-ajiva), daya-upaya benar (samma-vayama), perhatian benar (samma-sati), dan samadhi benar (samma-samadhi)



Buddha Parinibbana
Yaitu patung Buddha yang sedang tidur. Benda seni ini yang menggambarkan saat wafat -Nya Sang Buddha di antara dua pohon Sala






Pagoda Avalokitesvara
Pagoda Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 m dengan 7 tingkatan sehingga dapat terlihat dari luar. Pagoda ini merupakan bangunan stupa bercorak oriental, sebagai ruang disemayamkannya gambaran wujud Bodhisatva Avalokitesvara. Beliau adalah Bakal Buddha yang dalam mitologi Buddhist bercorak Tiongkok, dikenal sebagai Dewi Kwan She Im Pho Sat. Bodhisatva Avalokitesvara dikenal berjiwa welas asih dan kasih sayang kepada semua makhluk tanpa batas.



Pohon Bodhi
Turun dari Pagoda, anda akan menjumpai pohun lebar yang menyerupai beringin dengan daun berbentuk love. Pohon ini adalah hasil cangkokan Pohon Bodhi yang sama dari Bodhgaya, India. Tempat dimana Sidharta Gotama mencapai Samyak Sambodhi (Kebuddhaan) pada 588 tahun sebelum Masehi.




Tugu Ashoka
Tugu ini tiruan Prasasti Batu Kalingga No XXII Raja Ashoka yang hidup pada abad ke-4 sebelum Masehi. Tugu ini merupakan simbol dari tepa selira yang bisa juga diartikan sebagai tenggang rasa atau sikap toleransi, kerukunan dan saling menghormati antar agama-kepercayaan



Halaman Mandala Borobudur
Sesudah melewati tugu Ashoka selanjutnya akan memasuki lapangan parkir yang bila dilihat dari atas berbentuk Mandala Candi Borobudur. Sesudahnya anda berjumpa kembali dengan Gerbang Sanchi dan menuju halaman parkir dan telah selesai mengelilingi Vihara Buddha Gaya Watu Gong   



Dewi Kwan Im
dewi kepercayaan agama Buddha


RemaGraphicCreative

0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik, jika ada pertanyaan sesegera mungkin saya jawab