1. Cagar Alam Bukit Kelam Sintang
Jenis flora langka yang dapat Anda temukan disini adalah Meranti, Bangeris,
Tengkawang, Kebas - Kebas, dan juga berbagai jenis Anggrek. Jangan kaget jika
saat berkeliling cagar alam Anda mendapati kawanan Beruang
Madu dan melihat kelelawar beterbangan di atas langit.
Hal seru yang bisa Anda lakukan disini adalah mendaki ke puncak Bukit
Sintang dengan menaiki anak tangga yang menantang, dimana medannya akan
sangat mencekam dengan tebing yang curam. Saat sampai di atas bukit Anda juga
dapat menikmati keindahan alam yang eksotis berupa gua - gua alam, dimana juga
merupakan rumah dan sarang bagi burung Walet.
Dengan ketinggian mencapai 900 meter di atas permukaan laut, cagar alam ini
menyediakan fasilitas bagi kalian penyuka hiking dan trekking.
2. Cagar Alam Arjuno Lali Jiwo
Kawasan alam Arjuno LaliJiwo ditetapkan sebagai cagar alam sejak
September tahun 1992 silam. Memiliki luas sekitar 4.900 hektar, kawasan Arjuno
LaliJiwo ini meliputi Gunung
Welirang, Gunung Arjuno,
Gunung Kembar I dan II.
Kekayaan alam di Arjuna LaliJiwo meliputi wilayah tropika yang didominasi
oleh hutan Cemara Gunung. Memasuki cagar alamnya, Anda akan disambut dengan
pemandangan hutan Alpina dan beragam jenis pohon cemara.
Kawanan hewan yang bisa Anda temui disini adalah Rusa, Kijang, Babi
Hutan, dll. Berlokasi di bawah Balai Konservasi Sumber Alam Jatim, hingga
sekarang fungsinya pun ditujukan untuk kebutuhan penelitian dan pariwisata.
3. Cagar Alam Pulau Kaget
Jika Anda familiar dengan maskot taman rekreasi Taman Impian Jaya
Ancol, Cagar Alam Pulau Kaget adalah tempat terbaik untuk melihat sekelompok
monyet berhidung panjang merah muda ini di habitat aslinya.
Pulau seluas sekira 85 hektar ini diresmikan sebagai cagar
alam pada tahun 1976 dan terletak di dekat muara sungai Barito. Pulau ini
terbentuk oleh endapan lumpur yang timbul dari arah sungai tersebut. Tanah yang
subur di Pulau Kaget menjadi penyedia mineral bagi berbagai ekosistem
hutan dan rumah bagi vegetasi penting seperti Mangrove, Rambai, Nipah,
Pandan, dan Jeruju.
Walaupun tidak ada cerita yang pasti dibalik nama pulau ini, namun poin
yang bisa diambil adalah sensasi ketika pertama kali memasuki pulau, karena
Anda akan dikagetkan oleh suara riuh ratusan Bekantan yang bergantungan di atas
pohon. Selain Bekantan, cagar alam ini juga menjadi rumah bagi lutung,
berbagai jenis burung seperti Elang bondol, Elang laut,
dan kingfisher.
4. Cagar Alam Kepulauan Krakatau
Terletak di kawasan Selat Sunda, cagar alam Pulau Krakatau yang
terletak di Selat Sunda ini merupakan warisan alam yang luar biasa indah.
Bagaimana tidak, lahan cagar alam seluas kurang lebih 13 hektar ini kamu bisa
menemui koleksi unik flora yang terdiri dari berbagai jenis jamur,
tumbuhan paku, dan juga hewan - hewan yang mendiami dataran pulau vulkanik,
seperti ular, kadal, penyu laut, dan lain - lain.
Kawasan yang resmi menjadi bagian dari Taman Nasional Ujung
Kulon pada tahun 1984 ini dilindungi dan dipertahankan integritasnya
sebagai sebuah kawasan konservasi yang penting bagi ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
5. Cagar Alam Kebun Raya Cibodas
Terletak di daerah Gunung Gede, Jawa Barat, cagar alam yang juga merupakan
bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini memiliki akses
yang mudah dijangkau bagi Anda yang ingin melipir sebentar dari kebisingan kota
Jakarta.
Kawasannya yang luas dan terdiri dari banyak lahan hijau
menjadikan Kebun Raya Cibodas rekomendasi cagar alam pertama yang
dapat Anda kunjungi. Mulai dari air terjun hingga rumah kaca pun bisa Anda
nikmati selama menghabiskan waktu di kebun raya yang sudah berdiri
mulai dari tahun 1830 silam ini.
6. Cagar Alam Pulau Dua
Merupakan Cagar Alam yang terletak di Kecamatan Kasemen, tepatnya 3 mil
laut disebelah timur Pelabuhan Karangantu dengan luas 30 ha, memiliki daya
tarik dimana pada setiap April sampai Agustus didatangi oleh berbagai
macam ratusan bahkan ribuan burung dari benua Asia, Australia, bahkan Afrika.
Untuk mencapai lokasi hanya bisa ditempuh melalui jalan kaki dari daerah Sawah
Luhur, telah dilengkapi menara pandang untuk memudahkan pengunjung melihat dan
mengambil gambar areal obyek Pantai Anyer.
7. Cagar alam Sibolangit
Sebagai tempat pelindungan flora asli khas dataran rendah sumatra yaitu
pohon lebah. Pohon-pohon besar seperti angsana (Pterocarpus
indicus), nyamplung (Calophyllum inophillum), meranti (Shorea
sp), dan lainnya mendominasi TWA Sibolangit. Juga terdapat jenis tanaman
palem dan pinang, serta tumbuhan buah seperti duku dan durian hutan. Di situ
juga banyak tanaman bunga yang indah, dan karena curah hujan yang cukup tinggi,
tumbuhan merambat seperti Philodendron sp. dapat pula dijumpai di
sini. Satu hal lagi, di TWA Sibolangit juga dapat ditemui tanaman langka
seperti bunga bangkai (Amorphophallus titanium), yang hanya berkembang
setiap lima tahun sekali.
Wisatawan yang berkunjung ke tempat itu juga dapat menyaksikan sejumlah
hewan, seperti kera (Macaca fascicularis) dan lutung (Presbytis sp),
terutama pada saat musim pohon buah menghasilkan buahnya. Gerakan-gerakan
yang lincah dengan melompat dari satu batang pohon ke batang lainnya, disertai
teriakan-teriakan khas yang suaranya nyaring, menjadi daya tarik banyak
wisatawan untuk berkunjung ke TWA Sibolangit.
8. Cagar alam Rimbo panti
Cagar Alam Rimbo Panti terletak di
Kabupaten Pasaman, di pinggir jalan dari Bukittinggi ke arah Medan. Rimbo Panti
merupakan taman wisata dan cagar alam yang di dalamnya hidup berbagai jenis
satwa seperti rusa, tapir, kambing hutan, berbagai jenis kera, berbagai jenis
burung, macan tutul, harimau dan lain-lain.
Selain dihuni oleh berbagai jenis
satwa terdapat juga kawah magma yang panas, dimana letupan-letupan dari magma
tersebut merupakan suatu atraksi yang mengasyikkan dan mungkin sulit dijumpai
di tempat-tempat lainnya.
9. Cagar Alam Batu Gajah
Didalam kawasan Cagar Alam Bagu Gajah terdapat berbagai jenis flora berupa
tumbuhan sekunder diantaranya adalah : Tusam (Pinus merkusii),
Pulai (Alsnia scolaris), Aren (Arenga sp), Bambu (Bambussa
sp), Pakis-pakisan, dan lain-lain.
Fauna yang dapat dilihat baik di dalam maupun disekitar kawasan adalah
berbagai jenis burung antara lain, tekukur, pergam, kutilang, mamalia kecil
seperti musang, kera, babi hutan dan lain-lain.
10. Cagar Alam Rawa Danau
Cagar Alam Rawa Danau termasuk tipe ekosistem rawa air tawar pegunungan,
dengan jenis tumbuhan berkayu yang mendominasi yaitu jajaway (Ficus retusa),
gagabusan (Alstonia spatulata), mareme (Glochidion lucididum),
rengas (Gluta rengas) dan kisireum (Eugenia spicata), sedangkan
tumbuhan bawah yang mendominasi adalah jenis rumput-rumputan (Gramineae sp.)
Jenis-jenis satwa yang ada di dalam kawasan diantaranya bangau tong tong (Leptoptilos
javanicus), kuntul kerbau (Bubulcus ibis), raja udang biru (Halcyon
chloris), kuntul putih (Ardeola sp.), elang ular (Spilornis
cheela), ular sanca (Phyton reticulatus), kera (Macaca
fascicularis), lutung (Trachypitechus auratus), bajing tanah (Lariscus
insignis), kalong (Pteropus vampirus), biawak (Varanus salvator)
dan kura-kura (Tryonix certilangineus).
11. Cagar Alam Pulau Sempu
Flora: Moraceae, Euphorbiaeceae, Anacardiaceae, Annonaceae,
Sterculiaceae.
Fauna: Babi hutan Kera hitam, Belibis, dan burung Rangkong.
Pulau Sempu, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan
Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat
ini Sempu merupakan kawasan cagar alam yang dilindungi oleh pemerintah. Dalam
pulau ini nyaris tidak ditemukan mata air payau.
Di Pulau sempu terdapat telaga yang disebut dengan Segara Anakan.
Tempat ini lebih mirip telaga kecil yang dikelilingi batu karang tinggi yang
membatasinya dengan laut lepas, laut selatan atau laut Indonesia yang
bergelombang besar. Suplai air ke telaga ini berasal dari karang yang berlubang
besar di tengahnya, yang secara periodik menyajikan pemandangan indah
percik-percik air deburan ombak yang menghantam karang. Sebagian air itu
mengalir masuk ke Segara Anakan.
12. Cagar Alam Taman Laut Banda
Floranya terumbu karang dan rumput laut dan faunanya jenis burung
seperti raja udang hutan (Halcyon macleayii), gangsa batu kaki merah (Sula
sula), dan ikan hias dalam berbagai ukuran dan warna.
Terumbu karang di kepulauan Banda ini merupakan salah satu yang terkaya
akan jenis karangnya di antara terumbu karang lainnya yang ada di dunia. Dari
700 jenis karang yang ada di dunia sekitar 432 jenis karang (64%) terdapat di
kepulauan Banda.
13. Cagar Alam Pegunungan Wayland
Potensi Flora dan Fauna :
Potensi flora di Cagar Alam Pegunungan Wayland antara lain Araucaria
sp, Castanopsis sp, Metroxylon sp, Intsia sp, Calophylum sp, Pometia sp, Hopea
sp, Bulbophyllum sp, Dendrobium lasianthera, serta beberapa jenis Kaktus.
Penelitian tentang jenis fauna telah tercatat sekitar 294 jenis burung
terdapat di Kawasan ini, 48 jenis burung pada
ketinggian di atas 100 m dpl, 26 jenis burung dewata dan namdur
seperti Paradigala Ekor Panjang (Paradigala carunculata intermedia), Epimachus
mayari megarhychus dan astrapia splendissima. Jenis burung paruh bengkok
merupakan jenis yang keanekaragamannya sangat besar sebanyak 37 jenis.
Jenis-jenis yang cukup menarik diantaranya genus endemik Papua adalah
Androphobus viridis yaitu salah satu jenis burung penghisap madu (honeyuater).
Mamalia juga sangat beragam, sebanyak 90 jenis termasuk Landak Irian
(Zaglossus bruijini), 5 jenis Bandikut, 5 jenis Kus-kus, 4 jenis Oposum, 4
jenis Kus-kus Ekor ekor kait, 2 jenis Walabi dan Kangguru Pohon.
14. Cagar Alam Bekutuk
Cagar Alam Bekutuk mempunyai tipe ekosistem hutan
kering dataran rendah, dengan flora utama Jati (Tectona grandis) mendominasi
kawasan. Beberapa pohon Jati telah tumbang karena faktor umur (tua).
Keragaman fauna yang ada antara lain
Kangkareng (Anthracoceros sp) Alap-alap Accipitridae), Raja Udang (Alcedo sp),
Burung Madu (Lichmera flavicans), Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Tekukur
(Streptopelia chinensis), Trocokan (Pycnonotus goiavier) dan Babi hutan (Sus sp.).
15. Cagar Alam Tangkoko Batu Angus
Kehidupan satwa liar di kawasan Tangkoko sudah diketahui secara luas dan
dikunjungi oleh Alfred Russel Wallace pada
tahun 1861.
Di Tangkoko, Wallace mengumpulkan spesimen babirusa dan maleo yang waktu itu
sangat mudah dijumpai. Ketika itu, pasir hitam di pantai Tangkoko merupakan
tempat bersarang dan penetasan telur maleo. Akibat eksploitasi oleh penduduk
setempat, koloni maleo di pantai Tangkoko tidak lagi ditemukan pada tahun 1915,
dan hanya tersisa sejumlah kecil koloni di pedalaman.
Kawasan Tangkoko pertama kali ditetapkan Pemerintah Hindia
Belanda sebagai hutan lindung pada tahun1919 berdasarkan GB
21/2/1919 stbl. 90, dan diperluas pada tahun 1978 dengan
ditetapkannya Cagar Alam Duasudara (4.299
hektare) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 700/Kpts/Um/11/78.
Pada 24 Desember 1981, Surat
Keputusan Menteri Pertanian No.
1049/Kpts/Um/12/81 menetapkan kawasan ini sebagai Cagar Alam Gunung Tangkoko
Batuangus. Surat keputusan yang sama menetapkan kawasan seluas 615 hektare
di antara Cagar Alam Tangkoko dan Kelurahan Batuputih sebagai
Taman Wisata Batuputih, dan kawasan seluas 635 hektare di antara Cagar
Alam Tangkoko dan Desa Pinangunian sebagai
Taman Wisata Alam Batuangus.
16.Cagar Alam Danau Maninjau
Ditetapkan berdasarkan SK Mentan No. 623/Kpts/Um/B/1982 tanggal 22 Agustus
1982 TGHK
Luas : 22,106 Ha
Lokasi : Kabupaten Agam - Padang Pariaman
Potensi :
- Perwakilan formasi hutan yang masih utuh, dengan pohon dominan
Surian (Toona sureni) Bayur (Pterospernum javanicum), Medang (Litsea
sp)
- Pemandangan yang indah
- Fauna dilindungi : Kambing hutan, kijang, harimau, siamang, landak,
tapir, trenggiling, rangkrong, bangau putih
17. Cagar Alam Nusakambangan
Pulau Kambangan, yang berstatus sebagai cagar alam, selain sering digunakan
untuk latihan militer, juga merupakan habitat bagi pohon-pohon langka, namun
banyak yang telah ditebang secara liar. Saat ini yang tersisa kebanyakan adalah
tumbuhan perdu, nipah, dan belukar. Kayu Plahlar (Dipterocarpus litoralis)yang
hanya dapat ditemukan di pulau ini banyak dicuri karena setelah dikeringkan,
mempunyai kualitas yang setara dengan kayu dari Kalimantan.
18. Cagar Alam Pulau Sangiang
Cagar Alam Pulau Sangiang terletak di Kecamatan Wera Kabupaten Bima
Propinsi Nusa Tenggara Barat (Mataram – Sumbawa – Dompu – Bima-Sape,
kendaraan darat 12 jam kemudian sape-sangiang kendaraan air). Kawasan pulau
dengan gunung di dalamnya ini meiliki luas 7.492,75 Ha, kondisi topografi ± 90%
bergelombang dan berbukit-bukit hingga bergunung-gunung dengan puncak tertinggi
adalah Gunung Sangiang (1947 m) dan terdapat dua buah sungai yang mengalir
sepanjang tahun yaitu sungai Sori Sola dan Sori Feto dan ada sumber-sumber air
dekat dengan pantai. Kawasan Cagar Alam Pulau Sangiang mempunyai potensi flora
dan fauna yang cukup penting diantaranya Kesambi (Schleicera oleosa),
Maja (Crypterania puniculata), Bidara (Merrimis sp), dan Imba (Azodirachta
indica). Sedangkan beberapa jenis fauna yang ada yaitu Rusa (Cervus
timorensis), Raja Udang (Alcedo caerulies cens), Koakiau (Philemon
buceroides) dan Elang (Haliastur indus).
Sejarah kawasan
Cagar Alam Pulau Sangiang ditunjuk berdasarkan SK Menhutbun No.
418/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juni 1999 dengan luas 7.492,75 Ha. Secara
astronomis terletak diantara 119o15’ – 119o40’ BT dan 8o5’
– 8o30’ LS. Secara administratif kawasan Cagar Alam Pulau Sangiang
terletak di Kecamatan Wera Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Kawasan ini dibatasi oleh Laut Flores di sebelah utara, di sebelah selatan
dibatasi dengan Laut Indonesia, di sebelah timur dengan Laut Sape dan di
sebelah barat dengan Kabupaten Dompu.
19. Cagar Alam Gunung Tambora
Secara astronomis Cagar Alam Gunung
Tambora Selatan terletak pada posisi 8°11’34" - 8°24’08" LS dan
117°52’ - 118°7’16" BT, sedangkan menurut administrasi pemerintahan
terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu dan Kecamatan
Sanggar Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara Barat. Kawasan Cagar Alam Gunung
Tambora Selatan berdasarkan TGHK seluas 17.221 Ha.
Tumbuhan
Cagar Alam Gunung Tambora Selatan merupakan perwakilan ekosistem hutan musim yang selalu hujan (dry evergreen) yang didominasi sebagian besar oleh Duabanga (Duabanga mollucana) sebanyak 48%, Savana Casuarina dengan pepohonan jenis Casuarina junghuniana sera beberapa pohon liar sebagai habitat (tempat bersarangnya lebah madu), jenis Liana meliputi antara lain: Rotan, Anggur hutan, Pakis dan Kalimone.
Tumbuhan
Cagar Alam Gunung Tambora Selatan merupakan perwakilan ekosistem hutan musim yang selalu hujan (dry evergreen) yang didominasi sebagian besar oleh Duabanga (Duabanga mollucana) sebanyak 48%, Savana Casuarina dengan pepohonan jenis Casuarina junghuniana sera beberapa pohon liar sebagai habitat (tempat bersarangnya lebah madu), jenis Liana meliputi antara lain: Rotan, Anggur hutan, Pakis dan Kalimone.
Tumbuhan bawah meliputi : Pakis,
Rumput bambu dan Porigame. Taridae adalah jenis nama lokal berupa perdu
yang mempunyai 2 jenis yaitu yang berbunga putih dan merah yang tumbuh di
sekitar sungai-sungai kering/lereng Gunung Tambora.
S a t w a
Potensi satwa liar di kawasan Cagar
Alam Gunung Tambora Selatan cukup besar, umpamanya jenis burung. Berbagai jenis
burung yang biasa diperdagangkan banyak terdapat di kawasan ini misalnya
Kepodang, Beo, Kakatua Putih Kecil Jambul Kuning, Betet, Perkici dan berbagai
burung Pipit-pipitan.
Jenis Mamalia yang terdapat antara
lain : Babi Hutan, Rusa, Musang, Kera Abu-abu. Untuk jenis Reptil dijumpai
berbagai : Jenis Ular, Biawak dan Kadal. Serangga penghasil madu putih banyak
tedapat di kawasan Cagar Alam Gunung Tambora terutama di tebing/bebatuan lereng
sungai.
20. Cagar Alam Lembah Anai
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr5uZBx7TTxII7n-pv8cRdrLZW5UzPYG_PpHWSykTEAj60TLZg5HI8OqUKDkisqN0BwSBwlOemwx_nTc8w_EZMWPGLb2cKGFrxHFiwXQbyOSSTQX-Lf8EZwQWauj2PhSh4fp7xSHbeaUM/s320/Tempat-wisata-di-Sumbar-Lembah-Anai-di-Sumbar.jpg)
Cagar Alam Lembah Anai merupakan
salah satu kawasan hutan lindung yang terdapat di Sumatra Barat. Kawasan ini
memiliki hamparan hutan hujan tropik yang lebat dengan
aneka ragam jenis flora dan fauna. Hutan yang terletak di jalan
raya menghubungkan Kota Padang—Bukittinggi ini, ditetapkan sebagai kawasan
konservasi cagar alam semenjak pemerintahan Kolonial Belanda. Hal ini dapat
diketahui melalui surat keputusan No. 25 Stbl No. 756 yang
dikeluarkan pada tanggal 18 Desember 1922 oleh pemerintah Hindia Belanda. Saat
itu, kawasan yang ditetapkan sebagai cagar alam mencakup areal seluas 221 ha
dan masih dipertahankan hingga sekarang. Walaupun penetapan hutan Lembah Anai
menjadi kawasan cagar alam sudah cukup lama, tetapi keberadaannya bisa dibilang
kurang dikenal. Hal ini disebabkan, kurangnya sosialisasi dan promosi yang
dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Tanah Datar. Di samping itu, daya
tari obyek wisata Air Terjun Lembah Anai lebih banyak dikenal dari pada Cagar
Alam Lembah Anai.
Banyak species yang ada di cagar alam
ini, diantaranya :bunga bangkai (amorphyphalus titanum). cangar, sapek, madang siapi-api
(litsea adinantera), cubadak/cempedak air (artocarpus
sp), madang babulu (gironniera nervosa), Ada
harimausumatra (phantera tigris sumatrensis), rusa (cervius
timorensis),siamang (hylobates syndactylus), kera ekor panjang
(macaca fascicu- laris), beruk (macaca nemestrena), trenggiling
(manis java- nica), kancil (tragulus sp), tapir, dan biawak elang
(accipitriade sp), burung balam (bolumbidae), burung punai, dan
burung puyuh. kupu-kupu (troides neo miranda).
21.Cagar Alam Nusa Barong
Potensi Kawasan :
Kawasan Cagar Alam Pulau Nusa Barong memiliki beberapa tipe ekosistem
sebagai berikut:
1). Ekosistem hutan pantai.
Jenis vegetasi yang dapat ditemukan dalam tipe ekosistem pantai antara
lain: Putat (Barringtonia sp), Waru laut (Hibiscus tiliaceus),
Kepuh (Sterculia foetida), Nyamplung (Callophylum inophylum),
Ketapang (Terminalia cattapa), pandan (pandanus tectorius) dan
Setigi Laut (Pemphis acidula).
2). Ekosistem Mangrove.
Terdapat di sekitar Teluk Plirik dan Teluk Kandangan. Komposisi jenis
tumbuhan mangrove yang ada antara lain jenis bakau-bakauan (Rhizophoraceae.),
api-api (Avicenia sp.), Rhizophora mucronata, Rhizophora
apiculata, R. Stylosa, Brugrurea sp. Ceriops tagal, Lumnifzera xylocarpus dan
ditanah berbatu tumbuh jenis Soneratia alba.
3). Ekosistem Hutan Tropis Dataran Rendah.
Dalam ekosistem ini terdapat jenis Laban (Vitex pubescen), Pancal
Kidang (Drypetas ovalia), Kalak (Mitrephora javanica), Putat (Alstonis
spontulatus), Dillesia reticulatus, perak (Vatica uralichii)
dan sengir (Pleinocasium alsternatifolium).
• Fauna
Jenis satwa yang terdapat di Cagar Alam Pulau Nusa Barong sangat beragam.
Adapun jenis yang sering di jumpai di cagar alam ini adalah beberapa jenis
reptil antara lain : penyu hijau (chelonia mydas) merupakan jenis yang
sering mendarat untuk bertelur, selain itu juga terdapat jenis penyu sisik (Eretmochelys
imbricata), biawak (Varanus salvator), ular piton (Phyton Sp).
Terdapat juga jenis mamalia dan primata antara lain: rusa (Cervus timorensis),
kera abu-abu (Macaca fascicularis), lutung (Trachypithecus auratus),
babi hutan (Sus Sp). Jenis aves antara lain: elang laut (Haliarctus
reincogaster), raja udang (Halcyon Sp), kuntul (Egreta Sp),
walet (Collocalia esculenta), ayam hutan (Gallus gallus) dan
kangkareng (Bucerus Sp).
22. Cagar Alam Lembah Harau
Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi
dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain
adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak dan Bukit Tarantang.
Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau ter terdapat berbagai
spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus
sejumlah binatang langka asli Sumatera. Monyet ekor panjang (Macaca
fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini.
23. Cagar Alam Cadas Malang
Flora
VegetasiCagar Alam ini adalah vegetasi hutn hujan sub pegunungan dengan
floranyadidominasi pohon-pohon berkayu. Flora yang terdapat di Cagar Alam ini
adalahRasamala (Altingia excelsa), Puspa (Scima
walichii), Bambu berduri(Bambusa spinosa) dan lain-lain.
Fauna
Beberapa jenisfauna yang ada dikawasan ini diantaranya
adalah : Babi hutan (Sus vatatus), Kancil (Tragulus javanicus), Lutung (Trachypitechus auratus), Kera (Macaca
fascicularis), Kijang (Muntiacus munjak) dan Ayam
hutan (Gallus gallus).
24. Cagar Alam Kawah Kamojang
Flora
Vegetasinya termasuk tipe hutan hujan tropik pegunungan dengan floranya
terdiri dari jenis-jenis pohon dan liana serta epiphyt. Jenis-jenis pohon yang
banyak terdapat adalah : Jamuju (Podocarpus imbricatus), Puspa (Schima
walichii), Saninten (Castanopsis tunggurut), Pasang (Quercus sp)
dan lain-lain. Sedangkan jenis tumbuhan bawah didominasi oleh jenis Cantigi (Vaccinium
sp), dari jenis liana dan epiphyt adalah Rotan (Calamus sp),
Seseureuhan (Piper aduncum), Pungpurutan (Urena lobata), Hangosa
(Amoemun dealatum), Kandaka (Drynaria sp), Benalu (Diplazium
esculenteum) dan lain-lain.
Fauna
Satwa liar yang ada di kawasan ini antara lain : Babi hutan (Sus vitatus),
Kijang (Muntiacus muntjak), Macan Tutul (Panthera pardus), Musang
(Paradoxurus hermaproditus), Trenggiling (Manis javanicus),
Surili (Presbytis comata), Lutung (Trachypithecus auratus), Ayam
Hutan (Gallus gallus), Burung belibis (Anas sp), Burung Kuntul (Egretta
sp) dan lain-lain. Juga terdapat beberapa jenis ikan hidup di
sungai-sungai.
25. Cagar Alam Gunung Tilu
Flora
Cagar Alam Gunung Tilu memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran tinggi.
Jenis pohon yang mendominasi kawasan ini adalah : Saninten (Casonopsis
javanica), Rasamala (Altingia exelsea), Kiputri (Podocarpus sp),
Pasang (Quercus sp), Teureup (Artocarpus elasticus), Puspa (Schima
walichii), Kondang (Ficus variegata), Tenggeureuk (Castanopsis
tunggurut) dan lain-lain.
Fauna
Satwa liar yang ada dalam kawasan ini adalah : Macan Tutul (Panthera
pardus), Bajing (Calcoselurus notatus), Kera (Macaca fascicularis),
Owa (hybolates moloch), Kijang (Muntiacus Muntjak), Lutung (Trachypitechus
auratus), Surili (Presbytis comata), Burung Dederuk (Streptopelia
bilorquata), burung perkutut (Geopelia striata), Ular Sanca (Phyton
sp) dan lain-lain.
Daftar Pustaka : Diambil dari banyak web
0 comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik, jika ada pertanyaan sesegera mungkin saya jawab