LAPORAN
PRAKARYA KEWIRAUSAHAAN
“IKAN
KOI”
Kelompok
2
Nama Kelompok :
Afton
Agata ( 02 )
Ezri Tri Andayani ( 07 )
Iqbal Rizki Kurniawan ( 12 )
Lalang Pramuditya ( 17 )
Nurul Khikmah ( 22
)
Rema Marninda Zahara ( 27 )
Toto Sugiyarto ( 32 )
XI MIA 1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum
wr. wb.
Puji
syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya laporan
yang berjudul “Ikan Koi” dapat kami selesaikan dengan semaksimal mungkin.
Kami
juga menginginkan agar kita dapat mengetahui bagaimana morfologi ikan koi, asal
ikan koi, cara perkembangbiakkannya, habitatnya dan juga nilai jualnya. Semoga
dapat menginspirasi agar anak bangsa dapat berwirausaha khususnya dalam
perikanan ini.
Segala
usaha yang telah kami lakukan dalam pengerjaan makalah ini untuk memenuhi tugas
yang diberikan, apabila ada kekurangan dalam pengerjaan laporan ini kami
meminta maaf.
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
Wonosobo, 30 April 2013
Penyusun
I.
PENDAHULUAN
Koi (鯉?, Bahasa Inggris /ˈkɔɪ/, bahasa
Jepang: [koꜜi]) atau secara spesifiknya koi berasal
dari bahasa Jepang yang berarti ikan karper. Lebih spesifik lagi merujuk pada nishikigoi (錦鯉?, Bahasa Inggris /ˈniÉ•i̥kiꜜɡo.i/), yang kurang lebih bermakna ikan karper yang
bersulam emas atau perak. Di Jepang, koi menjadi semacam simbol cinta dan
persahabatan. Ini karena koi merupakan homofon untuk kata lain yang juga
bermakna kasih sayang atau cinta. Ikan Koi adalah sejenis ikan yang termasukikan mas (Cyprinus
carpio) yang mempunyai ornamen yang sangat indah dan jinak. Koi biasanya
dipelihara sebagai hiasan dengan tujuan keindahkan dan keberuntungan di dalam
rumah dan luar rumah (kolam koi atau taman air, karena ikan koi dipercaya membawa
keberuntungan. Karena ikan koi sangat dekat berkerabat dengan ikan mas, dan oleh karena itu di
Indonesia banyak orang menyebutnya ikan
mas koi.
Jenis ikan koi dibedakan tergantung dari
warnanya, polanya, dan ukurannya. Beberapa unsur warnanya adalah putih, hitam,
merah, kuning, biru, dan krem. Jenis koi paling dikenal adalah jenis ''Gosanke'', yang terdiri dari Kohaku, Taisho Sanshoku, and Showa Sanshoku.
II.
PEMBAHASAN
A.
Morfologi ikan
koi :
ü Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti
torpedo
ü Sirip yang melengkapi adalah sebuah sirip
punggung
ü Indera pencium ini berupa sepasang sungut
(kumis)
ü Terdapat gurat sisi (Linea lateralis) yang
berguna untuk merasakan getaran suara.
ü Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari
dua lapisan. Lapisan pertama lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut
endodermis.
ü
Sisik akan tergambar garis-garis yang bisa
di-jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi
v
Perbedaan ikan
koi jantan dan betina :
· Tubuh koi jantan cenderung panjang dan kurus dibandingkan
tubuh koi
betina yang cenderung lebih bulat dan padat, terutama dibagian perut.
· Koi betina memiliki sirip dada pada ujungnya sedikit
membulat dibandingkan sirip jantan yang cenderung lebih runcing
· Umumnya koi jantan memiliki pipi yang kasar sedangkan betina
memiliki pipi yang halus.
·
Lubang
ekskresi pada Koi betina tampak sedikit menonjol atau cembung dengan warna pink
pucat. Sedangkan pada koi jantan, lubang ekskresinya tampak lebih cekung
kedalam dengan warna putih.
B.
Asal ikan koi
Banyak Ahli Koi mengatakan bahwa koi berasal
dari bagian Eropa Timur, Asia Timur dan Cina sekitar 2.500 tahun yang lalu. Koi
sebenarnya berarti “ikan mas” dalam bahasa Jepang dan ada banyak varietas ikan
mas sehingga mungkin mengapa ada banyak kebingungan dan non-spesifik seputar
sejarah awal.
Namun, ikan mas kita kenal sekarang sebagai
ikan Koi sebenarnya Nishikigoi (“permata hidup” atau “brokat” ikan mas). Ini
adalah berbagai ikan mas yang memiliki warna-warna indah dan pola kita telah
mencintai. Meskipun Koi tidak mungkin berasal dari Jepang, tetapi jepang adalah
yang mengembang biakan Nishikigoi dan menyempurnakan seni pemuliaan mereka
untuk mutasi warna yang menakjubkan yang Anda lihat sekarang.
Pendahuluan koi ke Jepang
Petani padi Cina awalnya membiakkan sebagai makanan ikan Koi sekitar abad ke-17. Mereka dibawa ke Jepang, juga akan digunakan sebagai makanan ikan, petani beras Jepang di Niigata Prefecture.
Sekitar 1820-an dan 1830-an, Jepang mulai
berkembang biak Koi untuk estetika mereka. Beberapa petani membawa koi kembali
ke kolam di kebun mereka. Ini adalah bagaimana Koi mulai menjadi ikan hias
untuk kolam.
Cara koi telah dikembangkan
The Bunka dan Bunsei Era (1804-1829) melihat
perkembangan Koi dengan tanda warna merah khas di pipi mereka. Putih koi juga
diperkenalkan pada saat ini, dan bila disilangkan dengan koi dengan pipi merah,
mereka menghasilkan Koi putih dengan perut merah.
Era Tenpo (1830-1843) memperkenalkan Koi putih
dengan merah di dahinya, merah dipipi koi dan koi dengan bibir merah.
Dalam Era Meija (1868-1912) ikan mas dari
Jerman dibiakkan dengan Nishikigoi, menghasilkan Doitsu. Peternak Koi menyadari
bahwa berbagai jenis Koi dibesarkan bersama-sama dapat menciptakan mutasi warna
yang indah.
Era Taisho (1912-1926) melihat perkembangan koi
putih dengan tingkat kesempurnaan dengan merah dan hitam bermotif putih. Koi
yang dipamerkan di pameran Tokyo 1915 dan saat itu menggila Koi mulai lepas
landas di seluruh dunia.
Pada awal 1900-an, tanda hitam diperkenalkan
dengan warna dasar merah Kohaku dan pola putih untuk menciptakan “Sanke” atau “Sanshoku”.
Pada tahun 1946, yang ‘Ogon’ atau logam kuning
koi dikembangkan. Hal ini menyebabkan lainnya versi koi metalik sedang diproduksi.
Dari tahun 1920 ke 1980-an, pengembangan Koi
mengambil lompatan luar biasa maju. Koi tidak hanya menjadi hobi yang sangat
besar, itu menjadi bisnis yang menguntungkan. Lebih banyak varietas dibiakkan,
beberapa ‘satu kali hits’ diciptakan yang tidak pernah terlihat lagi sementara
yang lain menjadi favorit perusahaan.
Tiga besar
Para Kohaku (tubuh putih, pola merah), yang
Sanke (tubuh putih, merah dan pola hitam) dan Showa (jet-hitam dasar dengan
putih dan tanda merah) yang dikenal sebagai “Gosanke” atau “tiga keluarga”. Di
AS dan Eropa, mereka sering disebut “The Big Three”.
Klasifikasi
Ikan Koi
Menurut
Efendi (1993) koi mempunyai nenek moyang berupa ikan karper hitam, yang secara
sistematik atau Taksonomi Ikan Koi dapat di urutkan sebagai berikut :
Filum : Chordata
Filum : Chordata
Sub-filum : Vertebrata
Super kelas : Gnafosfomata
Kelas :
Esteichthyes
Superordo : Teleostei
Ordo :
Ostariophysi
Family :
Cyprinidae
Genus :
Cyrinus
Jenis spesies : Cyprinus carpio
C.
Cara pembiakan
Memilih indukan untuk
budidaya ikan koi
Memilih indukan memegang peranan penting dalam
budidaya ikan koi. Indukan yang bagus secara genetis akan menghasilkan
keturunan yang bagus, begitu kira-kira hukum umumnya. Indukan berkualitas
biasanya dimiliki oleh penangkar atau para pehobi. Bila kesulitan menemukan
indukan yang baik, bisa dengan jalam meminjamnya dari para pehobi.
Pehobi biasanya mengoleksi ikan koi yang
berkualitas, baik untuk dipelihara sendiri maupun untuk kontes. Namun para
pehobi ini rata-rata tidak memiliki keterampilan atau waktu untuk mengawinkan
ikannya. Padahal, untuk menjaga agar ikan tetap bugar salah satunya harus
dikawinkan jika telah tiba waktunya.
Di sini pembudidaya bisa kerja sama dengan
pemilik ikan. Dimana pemilik diuntungkan karena ikannya bisa dikawinkan dan
pembudidaya bisa mendapatkan keturunan berkualitas. Sebagai imbalannya,
biasanya si pemilik dipersilakan memilih satu atau dua ekor ikan hasil
perkawinan.
Selain keturunan atau sifat genetis, calon
indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
§
Umur ikan sudah cukup matang,
lebih dari 2 tahun
§
Memiliki jenis yang sama atau
mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku
§
Bentuk tubuh ideal, dari atas
tampak seperti torpedo
§
Gaya berengang tenang dan
seimbang
§
Warna cemerlang dan kontras
§
Sehat, gerakannya gesit tidak
banyak diam di dasar kolam.
§
Indukan jantan dan betina
telah matang gonad
Pemeliharaan indukan ikan koi
Sebaiknya calon indukan ikan koi dipelihara
dalam kolam khusus. Kedalaman kolam setidaknya 150 cm, lebih dalam lebih baik.
Kepadatan kolam juga harus diperhatikan, kolam berukuran 4×5 meter maksimal
diisi 20 ekor indukan betina atau 40 ekor indukan jantan. Hal ini karena
indukan betina biasanya lebih besar dari indukan jantan.
Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam
yang berbeda, manfaatnya agar saat dipijahkan indukan tidak perlu mengalami
pemberokan lagi. Secara umum pemeliharaan kolam indukan sama saja dengan
pemeliharaan kolam pembesaran.
Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8
mm, asumsinya ikan koi yang berumur lebih dari 2 tahun sudah berukuran minimal
60 cm. Jumlah pakan yang diberikan sekitar 3-5% dari bobot tubuhnya dalam satu
hari. Frekuensi pemberian pakan 2-4 kali.
Pemijahan ikan koi
a. Tempat pemijahan
Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari semen
dan permukaannya diplester. Hal ini untuk menjaga agar sisik ikan tidak rusak
bila terjadi gesekan saat proses pemijahan. Ukuran kolam variatif, biasanya
sekitar 3×6 meter dengan kedalaman 60 cm dan ketinggian air 40 cm.
Kolam harus memiliki saluran masuk dan keluar.
Pada kedua saluran tersebut harus dipasang saringan halus. Tujuannya agar tidak
ada hama penganggu yang masuk ke kolam dan telur atau larva hasil pemijahan
tidak hanyut ke luar kolam.
Sebelum di isi air, kolam harus dijemur dan
dikeringkan terlebih dahulu. Gunanya untuk memutus siklus bibit penyakit yang
mungkin ada dalam kolam. Air yang dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya
diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam.
Ikan koi senang menempelkan telurnya pada media
yang ada dalam kolam. Oleh karena itu, sediakan kakaban yang terbuat dari ijuk
atau bisa memanfaatkan tumbuhan air. Untuk memperkaya kadar oksigen pasang
aerotor pada kolam pemijahan.
b. Proses pemijahan
Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan
ikan koi betina terlebih dahulu. Pemijahan biasanya berlangsung malam hari,
sehingga induk betina bisa dimasukkan pada sore hari. Biarkan indukan betina
beradaptasi dengan kondisi kolam agar tidak stres.
Setelah 2 hingga 3 jam, indukan jantan bisa
dilepaskan di kolam pemijahan. Jumlah indukan jantan yang dimasukkan 3 hingga 5
ekor. Hal ini untuk menghindari kegagalan dalam pemijahan dan semua telur yang
dikeluarkan indukan betina bisa terbuahi. Sebenarnya bisa saja menggunakan
hanya satu jantan apabila ukuran si jantan cukup besar. Namun resiko
kegagalannya lebih tinggi.
Pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 11
malam hingga dini hari sebelum matahari terbit. Selama masa itu akan terjadi
aksi kejar-kejaran, dimana si betina akan menyemprotkan telurnya pada kakaban.
Setelah telur menempel indukan jantan akan menyemprotkan spermanya untuk
membuahi telur tersebut.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat
indukan-indukan tersebut dari kolam pemijahan. Apabila induka dibiarkan di
kolam dikhawatirkan akan memakan telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur yang
ada di kolam untuk menetas.
c. Penetasan larva
Telur-telur yang menempel pada kakaban atau
tanaman air harus terendam dalam air. Oleh karena itu berikan pemberat pada
kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar 27-30 derajat celcius, telur akan
menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu air terlampau dingin penetasan akan lebih
lama. Bila terlampau panas telur bisa membusuk.
Setelah telur menetas kakaban atau tanaman air bisa
diangkat. Larva yang baru menetas masih menyimpan persedian makanan yang bisa
bertahan hingga 3-5 hari. Apabila persediaan makanan sudah habis burayak ikan
koi mulai membutuhkan pakan.
Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5
hari adalah kuning telur yang telah direbus. Kemudian kuning telur tersebut
dilumatkan dan dicampur dengan air. Perhatikan pemberian pakan jangan sampai
berlebihan dan mengotori air kolam. Bila ada sisa pakan segera dibersihkan.
Beberapa penangkar tidak menganjurkan pemberian
pakan kuning telur karena mudah membuat kolam kotor dan menyebabkan kematian
massal. Sebenarnya yang paling diinginkan burayak adalah pakan hidup. Oleh
karena itu bisa diberikan kutu air (daphnia dan moina) yang telah
disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm.
Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang
tidak disaring atau udang artemia. Cacing sutera bisa diberikan bila ukuran
burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian pakan tersebut berlangsung hingga
burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan dipindahkan ke kolam pendederan.
d. Pendederan
Kolam pendederan adalah kolam untuk memelihara
ikan koi hingga berumur 3 bulan. Pada umur ini biasanya ukuran ikan koi telah
mencapai 15 cm. Ukuran kolam 3×4 dengan kedalaman 40 cm bisa menampung 250-300
ekor anak ikan koi.
Pada fase ini, pelet sudah bisa diberikan
sebagai pakan ikan. Berikan pelet berukuran kecil berukuran 250 mikron. Satu
ons pelet cukup untuk 1000 ekor ikan koi. Pemeberian pakan dilakukan 2 kali
sehari. Untuk membentuk warna berikan sesekali cacing sutera atau udang
artemia.
Setelah anak ikan berumur 3 bulan, bisa
diberikan pelet kasar sesuai takaran. Berikan pelet hingga ikan kenyang. Bila
dalam tempo 5 menit pakan tidak dimakan dan tersisa di kolam berarti ikan sudah
kenyang. Pemberian pelet dilakukan 2-3 kali sehari.
e. Penyortiran ikan koi
Penyortiran ini berguna untuk menentukan
tingkat harga. Ikan koi yang berkualitas tentunya dihargai lebih tinggi.
Penyortiran dalam budidaya ikan koi sudah bisa dilakukan sejak ikan berumur 1
bulan. Pada umur tersbeut ikan cukup kuat untuk dipindah-pindahkan. Atau kalau
ingin lebih aman, lakukan setelah ikan berumur 3 bulan.
Faktor-faktor penyortiran didasarkan pada
ukuran badan, bentuk dan kualitas warna. Ikan koi digolongkan berdasarkan
ukurannya, kecil dengan yang kecil dan ukuran besar dengan yang besar.
Sedangkan bentuk badan dipilah dari bentuk yang
tidak bagus. Bentuk badan yang bagus harus proporsional. Badannya membulat
seperti peluru tidak terlalu panjang. Siripnya simetris dan gerakannya tenang
tapi mantap.
Pemilahan juga dilakuan terhadap ikan yang
warnanya cerah dan memiliki garis batas yang tegas. Koi yang baik memiliki
batas warna yang kontras. Tidak ada gradasi warna pada batas-batasnya. Untuk
seleksi lebih lanjut terdapat standar internasional kualitas ikan koi
berdasarkan jenisnya.
D.
Habitat ikan koi
Ikan koi menyukai tempat hidup (habitat) di
perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras,
misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di
ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut dan pada suhu 25 – 30o C.
Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan koi kadang – kadang juga ditemukan di
perairan payau atau di muara sungai dengan kadar garam 25 – 30 % (Khairruman,
2000).
Koi
gampang menyesuaikan diri dengan lingkunganbarunya. Ikan ini bisa menempati
hampir semua tempat. Pada saat pemindahan, jangan sampai koi mengalami
perubahan secara mendadak. Masa hidup koi umumnya hingga 70 tahun, namun ada
beberapa yang bisa hidup mencapai 200 tahun. Tidak ada bos dalam kelompok koi,
dan tidak ada seekor pejantan kasar yang mengganggu koi betina. Sebagai
pendatang lama, koi tidak akan menyiksa pendatang baru. Koi sangat lemah lembut
(Susanto, 2000).
E.
Harga Ikan Koi
Harga ikan Koi sangat vareatif sekali, dari mulai koi termahal sedunia yaitu Koi Ginrin showa dari Jepang yang panjangnya 76 cm yaitu harganya 50.000 poundsterling pada tahun 1986, sampai koi yang harganya sangat murah sekali yaitu koi yang ukurannya 3-5 cm harganya sekitar Rp. 2000-an ini banyak kita temukan dipeternak ikan koi yang ada di Negara kita.
Daftar harga koi
NO ID
|
NAMA
|
UKURAN
|
HARGA
|
01
|
Koi/Metalik
|
3 - 5 cm
5 - 7 cm
7 - 10 cm
|
Rp.2000
Rp.5000 Rp.8000 |
III.
PENUTUP
Ø
Kesimpulan :
Pengembangan
usaha pengolahan ikan diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi salah satu
sumber pendapatan bagi masyarakat Indonesia.
Dampak
positif bila dikembangkan dengan serius adalah dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat sekaligus mencerdaskan dan menyehatkan generasi muda Indonesia.
Indonesia
memiliki beragam jenis ikan yang dapat diolah jadi bahan dasar makanan. Hal
tersebut merupakan peluang bagi masyarakat yang selama ini belum mengetahui
atau memanfaatkan tangkapan ikan secara maksimal.
Bila
dikembangkan dengan serius usaha pengolahan ikan dapat menjadi usaha berskala
nasional, bahkan tingkah nasional. Dampak positifnya dapat mengurangi
pengangguran.
Ø
Saran
Pembaca diharapkan mampu memahami
morfologi ikan koi, asal ikan koi, cara perkembangbiakkannya, habitatnya dan
juga nilai jualnya. Semoga pembaca dapat
membudidayakan ikan.
Ø
Daftar pustaka :
· http://arafuru.com/lifestyle/ini-dia-asal-usul-ikan-koi.html
· http://www.pusatkoi.com/sejarah-ikan-koi-dan-fakta-mengejutkan/
· http://andalbeksi.blogspot.com/2014/03/cara-pembenihan-ikan-koi-cyprinus-carpio.html
· http://www.binatangpeliharaan.org/ikan-koi/jenis-dan-harga-ikan-koi
· http://alamtani.com/budidaya-ikan-koi.html
·http://daftarhargatermurah.blogspot.com/2013/12/daftar-harga-ikan-koi-januari-2014.html
0 comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik, jika ada pertanyaan sesegera mungkin saya jawab