Sunday, April 10, 2016

Laporan Prakarya Kewirausahaan "Ikan Koi"



LAPORAN PRAKARYA KEWIRAUSAHAAN
“IKAN KOI”


Kelompok 2

Nama Kelompok :
                                                   *    Afton Agata                             ( 02 )
                                                   *      Ezri Tri Andayani                  ( 07 )
                                                   *      Iqbal Rizki Kurniawan         ( 12 )
                                                   *      Lalang Pramuditya               ( 17 )
                                                   *      Nurul Khikmah                      ( 22 )
                                                   *      Rema Marninda Zahara       ( 27 )
                                                   *      Toto Sugiyarto                        ( 32 )

XI MIA 1


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya laporan yang berjudul “Ikan Koi” dapat kami selesaikan dengan semaksimal mungkin.
Kami juga menginginkan agar kita dapat mengetahui bagaimana morfologi ikan koi, asal ikan koi, cara perkembangbiakkannya, habitatnya dan juga nilai jualnya. Semoga dapat menginspirasi agar anak bangsa dapat berwirausaha khususnya dalam perikanan ini.
Segala usaha yang telah kami lakukan dalam pengerjaan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan, apabila ada kekurangan dalam pengerjaan laporan ini kami meminta maaf.
   Wassalamu’alaikum wr. Wb.

                                                                                                                         Wonosobo, 30 April 2013

                                                                                                                                       Penyusun

I.       PENDAHULUAN
Koi (鯉?, Bahasa Inggris /ˈkɔɪ/, bahasa Jepang: [koꜜi]) atau secara spesifiknya koi berasal dari bahasa Jepang yang berarti ikan karper. Lebih spesifik lagi merujuk pada nishikigoi (錦鯉?, Bahasa Inggris /ˈniÉ•i̥kiꜜɡo.i/), yang kurang lebih bermakna ikan karper yang bersulam emas atau perak. Di Jepang, koi menjadi semacam simbol cinta dan persahabatan. Ini karena koi merupakan homofon untuk kata lain yang juga bermakna kasih sayang atau cinta. Ikan Koi adalah sejenis ikan yang termasukikan mas (Cyprinus carpio) yang mempunyai ornamen yang sangat indah dan jinak. Koi biasanya dipelihara sebagai hiasan dengan tujuan keindahkan dan keberuntungan di dalam rumah dan luar rumah (kolam koi atau taman air, karena ikan koi dipercaya membawa keberuntungan. Karena ikan koi sangat dekat berkerabat dengan ikan mas, dan oleh karena itu di Indonesia banyak orang menyebutnya ikan mas koi.
Jenis ikan koi dibedakan tergantung dari warnanya, polanya, dan ukurannya. Beberapa unsur warnanya adalah putih, hitam, merah, kuning, biru, dan krem. Jenis koi paling dikenal adalah jenis ''Gosanke'', yang terdiri dari Kohaku, Taisho Sanshoku, and Showa Sanshoku.

II.                PEMBAHASAN

A.            Morfologi ikan koi :
ü Koi mempunyai badan yang berbentuk seperti torpedo
ü Sirip yang melengkapi adalah sebuah  sirip punggung
ü Indera pencium ini berupa sepasang sungut (kumis)
ü Terdapat gurat sisi (Linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara.
ü Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama lapisan epidermis, sedang lapisan dalam di-sebut endodermis.
ü Sisik akan tergambar garis-garis yang bisa di-jadikan patokan untuk mengira-ngira umur koi
v  Perbedaan ikan koi jantan dan betina :
·      Tubuh koi jantan cenderung panjang dan kurus dibandingkan tubuh koi betina yang cenderung lebih bulat dan padat, terutama dibagian perut.
·      Koi betina memiliki sirip dada  pada ujungnya sedikit membulat dibandingkan sirip jantan yang cenderung lebih runcing
·      Umumnya koi jantan memiliki pipi yang kasar sedangkan betina memiliki pipi yang halus.
·      Lubang ekskresi pada Koi betina tampak sedikit menonjol atau cembung dengan warna pink pucat. Sedangkan pada koi jantan, lubang ekskresinya tampak lebih cekung kedalam dengan warna putih.

B.            Asal ikan koi
Banyak Ahli Koi mengatakan bahwa koi berasal dari bagian Eropa Timur, Asia Timur dan Cina sekitar 2.500 tahun yang lalu. Koi sebenarnya berarti “ikan mas” dalam bahasa Jepang dan ada banyak varietas ikan mas sehingga mungkin mengapa ada banyak kebingungan dan non-spesifik seputar sejarah awal.
Namun, ikan mas kita kenal sekarang sebagai ikan Koi sebenarnya Nishikigoi (“permata hidup” atau “brokat” ikan mas). Ini adalah berbagai ikan mas yang memiliki warna-warna indah dan pola kita telah mencintai. Meskipun Koi tidak mungkin berasal dari Jepang, tetapi jepang adalah yang mengembang biakan Nishikigoi dan menyempurnakan seni pemuliaan mereka untuk mutasi warna yang menakjubkan yang Anda lihat sekarang.
Pendahuluan koi ke Jepang

Petani padi Cina awalnya membiakkan sebagai makanan ikan Koi sekitar abad ke-17. Mereka dibawa ke Jepang, juga akan digunakan sebagai makanan ikan, petani beras Jepang di Niigata Prefecture.
Sekitar 1820-an dan 1830-an, Jepang mulai berkembang biak Koi untuk estetika mereka. Beberapa petani membawa koi kembali ke kolam di kebun mereka. Ini adalah bagaimana Koi mulai menjadi ikan hias untuk kolam.
Cara koi telah dikembangkan
The Bunka dan Bunsei Era (1804-1829) melihat perkembangan Koi dengan tanda warna merah khas di pipi mereka. Putih koi juga diperkenalkan pada saat ini, dan bila disilangkan dengan koi dengan pipi merah, mereka menghasilkan Koi putih dengan perut merah.
Era Tenpo (1830-1843) memperkenalkan Koi putih dengan merah di dahinya, merah dipipi koi dan koi dengan bibir merah.
Dalam Era Meija (1868-1912) ikan mas dari Jerman dibiakkan dengan Nishikigoi, menghasilkan Doitsu. Peternak Koi menyadari bahwa berbagai jenis Koi dibesarkan bersama-sama dapat menciptakan mutasi warna yang indah.
Era Taisho (1912-1926) melihat perkembangan koi putih dengan tingkat kesempurnaan dengan merah dan hitam bermotif putih. Koi yang dipamerkan di pameran Tokyo 1915 dan saat itu menggila Koi mulai lepas landas di seluruh dunia.
Salah satu awal dari Koi dikembangkan adalah “Kohaku” dengan tubuh putih dan pola merah.
Pada awal 1900-an, tanda hitam diperkenalkan dengan warna dasar merah Kohaku dan pola putih untuk menciptakan “Sanke” atau “Sanshoku”.
Pada tahun 1927, “Showa” diciptakan: koi hitam dengan tanda merah dan putih.
Pada tahun 1946, yang ‘Ogon’ atau logam kuning koi dikembangkan. Hal ini menyebabkan lainnya versi koi metalik sedang diproduksi.
Dari tahun 1920 ke 1980-an, pengembangan Koi mengambil lompatan luar biasa maju. Koi tidak hanya menjadi hobi yang sangat besar, itu menjadi bisnis yang menguntungkan. Lebih banyak varietas dibiakkan, beberapa ‘satu kali hits’ diciptakan yang tidak pernah terlihat lagi sementara yang lain menjadi favorit perusahaan.
Tiga besar
Para Kohaku (tubuh putih, pola merah), yang Sanke (tubuh putih, merah dan pola hitam) dan Showa (jet-hitam dasar dengan putih dan tanda merah) yang dikenal sebagai “Gosanke” atau “tiga keluarga”. Di AS dan Eropa, mereka sering disebut “The Big Three”.
Klasifikasi Ikan Koi
            Menurut Efendi (1993) koi mempunyai nenek moyang berupa ikan karper hitam, yang secara sistematik atau Taksonomi Ikan Koi dapat di urutkan sebagai berikut :
Filum               : Chordata
Sub-filum        : Vertebrata
Super kelas      : Gnafosfomata
Kelas               : Esteichthyes
Superordo       : Teleostei
Ordo                : Ostariophysi
Family             : Cyprinidae
Genus              : Cyrinus
Jenis spesies    : Cyprinus carpio

C.             Cara pembiakan

Memilih indukan untuk budidaya ikan koi

Memilih indukan memegang peranan penting dalam budidaya ikan koi. Indukan yang bagus secara genetis akan menghasilkan keturunan yang bagus, begitu kira-kira hukum umumnya. Indukan berkualitas biasanya dimiliki oleh penangkar atau para pehobi. Bila kesulitan menemukan indukan yang baik, bisa dengan jalam meminjamnya dari para pehobi.
Pehobi biasanya mengoleksi ikan koi yang berkualitas, baik untuk dipelihara sendiri maupun untuk kontes. Namun para pehobi ini rata-rata tidak memiliki keterampilan atau waktu untuk mengawinkan ikannya. Padahal, untuk menjaga agar ikan tetap bugar salah satunya harus dikawinkan jika telah tiba waktunya.
Di sini pembudidaya bisa kerja sama dengan pemilik ikan. Dimana pemilik diuntungkan karena ikannya bisa dikawinkan dan pembudidaya bisa mendapatkan keturunan berkualitas. Sebagai imbalannya, biasanya si pemilik dipersilakan memilih satu atau dua ekor ikan hasil perkawinan.
Selain keturunan atau sifat genetis, calon indukan ikan koi harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
§  Umur ikan sudah cukup matang, lebih dari 2 tahun
§  Memiliki jenis yang sama atau mendekati, misalnya kohaku dengan kohaku
§  Bentuk tubuh ideal, dari atas tampak seperti torpedo
§  Gaya berengang tenang dan seimbang
§  Warna cemerlang dan kontras
§  Sehat, gerakannya gesit tidak banyak diam di dasar kolam.
§  Indukan jantan dan betina telah matang gonad

Pemeliharaan indukan ikan koi

Sebaiknya calon indukan ikan koi dipelihara dalam kolam khusus. Kedalaman kolam setidaknya 150 cm, lebih dalam lebih baik. Kepadatan kolam juga harus diperhatikan, kolam berukuran 4×5 meter maksimal diisi 20 ekor indukan betina atau 40 ekor indukan jantan. Hal ini karena indukan betina biasanya lebih besar dari indukan jantan.
Indukan betina dan jantan dipelihara dikolam yang berbeda, manfaatnya agar saat dipijahkan indukan tidak perlu mengalami pemberokan lagi. Secara umum pemeliharaan kolam indukan sama saja dengan pemeliharaan kolam pembesaran.
Pakan yang diberikan berupa pelet berukuran 8 mm, asumsinya ikan koi yang berumur lebih dari 2 tahun sudah berukuran minimal 60 cm. Jumlah pakan yang diberikan sekitar 3-5% dari bobot tubuhnya dalam satu hari. Frekuensi pemberian pakan 2-4 kali.

Pemijahan ikan koi

a. Tempat pemijahan

Sebaiknya kolam pemijahan terbuat dari semen dan permukaannya diplester. Hal ini untuk menjaga agar sisik ikan tidak rusak bila terjadi gesekan saat proses pemijahan. Ukuran kolam variatif, biasanya sekitar 3×6 meter dengan kedalaman 60 cm dan ketinggian air 40 cm.
Kolam harus memiliki saluran masuk dan keluar. Pada kedua saluran tersebut harus dipasang saringan halus. Tujuannya agar tidak ada hama penganggu yang masuk ke kolam dan telur atau larva hasil pemijahan tidak hanyut ke luar kolam.
Sebelum di isi air, kolam harus dijemur dan dikeringkan terlebih dahulu. Gunanya untuk memutus siklus bibit penyakit yang mungkin ada dalam kolam. Air yang dipergunakan untuk mengisi kolam hendaknya diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam.
Ikan koi senang menempelkan telurnya pada media yang ada dalam kolam. Oleh karena itu, sediakan kakaban yang terbuat dari ijuk atau bisa memanfaatkan tumbuhan air. Untuk memperkaya kadar oksigen pasang aerotor pada kolam pemijahan.

b. Proses pemijahan

Setelah kolam pemijahan siap, masukkan indukan ikan koi betina terlebih dahulu. Pemijahan biasanya berlangsung malam hari, sehingga induk betina bisa dimasukkan pada sore hari. Biarkan indukan betina beradaptasi dengan kondisi kolam agar tidak stres.
Setelah 2 hingga 3 jam, indukan jantan bisa dilepaskan di kolam pemijahan. Jumlah indukan jantan yang dimasukkan 3 hingga 5 ekor. Hal ini untuk menghindari kegagalan dalam pemijahan dan semua telur yang dikeluarkan indukan betina bisa terbuahi. Sebenarnya bisa saja menggunakan hanya satu jantan apabila ukuran si jantan cukup besar. Namun resiko kegagalannya lebih tinggi.
Pemijahan biasanya berlangsung sekitar pukul 11 malam hingga dini hari sebelum matahari terbit. Selama masa itu akan terjadi aksi kejar-kejaran, dimana si betina akan menyemprotkan telurnya pada kakaban. Setelah telur menempel indukan jantan akan menyemprotkan spermanya untuk membuahi telur tersebut.
Setelah proses pemijahan selesai, segera angkat indukan-indukan tersebut dari kolam pemijahan. Apabila induka dibiarkan di kolam dikhawatirkan akan memakan telur-telur tersebut. Biarkan telur-telur yang ada di kolam untuk menetas.

c. Penetasan larva

Telur-telur yang menempel pada kakaban atau tanaman air harus terendam dalam air. Oleh karena itu berikan pemberat pada kakaban. Pada keadaan normal, suhu sekitar 27-30 derajat celcius, telur akan menetas dalam waktu 48 jam. Jika suhu air terlampau dingin penetasan akan lebih lama. Bila terlampau panas telur bisa membusuk.
Setelah telur menetas kakaban atau tanaman air bisa diangkat. Larva yang baru menetas masih menyimpan persedian makanan yang bisa bertahan hingga 3-5 hari. Apabila persediaan makanan sudah habis burayak ikan koi mulai membutuhkan pakan.
Pakan yang bisa diberikan pada burayak umur 5 hari adalah kuning telur yang telah direbus. Kemudian kuning telur tersebut dilumatkan dan dicampur dengan air. Perhatikan pemberian pakan jangan sampai berlebihan dan mengotori air kolam. Bila ada sisa pakan segera dibersihkan.
Beberapa penangkar tidak menganjurkan pemberian pakan kuning telur karena mudah membuat kolam kotor dan menyebabkan kematian massal. Sebenarnya yang paling diinginkan burayak adalah pakan hidup. Oleh karena itu bisa diberikan kutu air (daphnia dan moina) yang telah disaring. Penyaringan kutu dilakukan hingga burayak berukuran 1 cm.
Bila sudah lebih besar bisa diberikan kutu yang tidak disaring atau udang artemia. Cacing sutera bisa diberikan bila ukuran burayak sudah mencapai 1,5 cm. Pemberian pakan tersebut berlangsung hingga burayak berumur 3 minggu. Setelah itu, ikan dipindahkan ke kolam pendederan.

d. Pendederan

Kolam pendederan adalah kolam untuk memelihara ikan koi hingga berumur 3 bulan. Pada umur ini biasanya ukuran ikan koi telah mencapai 15 cm. Ukuran kolam 3×4 dengan kedalaman 40 cm bisa menampung 250-300 ekor anak ikan koi.
Pada fase ini, pelet sudah bisa diberikan sebagai pakan ikan. Berikan pelet berukuran kecil berukuran 250 mikron. Satu ons pelet cukup untuk 1000 ekor ikan koi. Pemeberian pakan dilakukan 2 kali sehari. Untuk membentuk warna berikan sesekali cacing sutera atau udang artemia.
Setelah anak ikan berumur 3 bulan, bisa diberikan pelet kasar sesuai takaran. Berikan pelet hingga ikan kenyang. Bila dalam tempo 5 menit pakan tidak dimakan dan tersisa di kolam berarti ikan sudah kenyang. Pemberian pelet dilakukan 2-3 kali sehari.

e. Penyortiran ikan koi

Penyortiran ini berguna untuk menentukan tingkat harga. Ikan koi yang berkualitas tentunya dihargai lebih tinggi. Penyortiran dalam budidaya ikan koi sudah bisa dilakukan sejak ikan berumur 1 bulan. Pada umur tersbeut ikan cukup kuat untuk dipindah-pindahkan. Atau kalau ingin lebih aman, lakukan setelah ikan berumur 3 bulan.
Faktor-faktor penyortiran didasarkan pada ukuran badan, bentuk dan kualitas warna. Ikan koi digolongkan berdasarkan ukurannya, kecil dengan yang kecil dan ukuran besar dengan yang besar.
Sedangkan bentuk badan dipilah dari bentuk yang tidak bagus. Bentuk badan yang bagus harus proporsional. Badannya membulat seperti peluru tidak terlalu panjang. Siripnya simetris dan gerakannya tenang tapi mantap.
Pemilahan juga dilakuan terhadap ikan yang warnanya cerah dan memiliki garis batas yang tegas. Koi yang baik memiliki batas warna yang kontras. Tidak ada gradasi warna pada batas-batasnya. Untuk seleksi lebih lanjut terdapat standar internasional kualitas ikan koi berdasarkan jenisnya.

D.            Habitat ikan koi
Ikan koi menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut dan pada suhu 25 – 30o C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan koi kadang – kadang juga ditemukan di perairan payau atau di muara sungai dengan kadar garam 25 – 30 % (Khairruman, 2000).
            Koi gampang menyesuaikan diri dengan lingkunganbarunya. Ikan ini bisa menempati hampir semua tempat. Pada saat pemindahan, jangan sampai koi mengalami perubahan secara mendadak. Masa hidup koi umumnya hingga 70 tahun, namun ada beberapa yang bisa hidup mencapai 200 tahun. Tidak ada bos dalam kelompok koi, dan tidak ada seekor pejantan kasar yang mengganggu koi betina. Sebagai pendatang lama, koi tidak akan menyiksa pendatang baru. Koi sangat lemah lembut (Susanto, 2000).

E.             Harga Ikan Koi

Harga ikan Koi sangat vareatif sekali, dari mulai koi termahal sedunia yaitu Koi Ginrin showa dari Jepang yang panjangnya 76 cm yaitu harganya 50.000 poundsterling pada tahun 1986, sampai koi yang harganya sangat murah sekali yaitu koi yang ukurannya 3-5 cm harganya sekitar Rp. 2000-an ini banyak kita temukan dipeternak ikan koi yang ada di Negara kita.

Daftar harga koi

NO ID
NAMA
UKURAN
HARGA
01
Koi/Metalik
3 - 5 cm
5 - 7 cm
7 - 10 cm
Rp.2000
 Rp.5000
 Rp.8000


III.        PENUTUP

Ø  Kesimpulan :
Pengembangan usaha pengolahan ikan diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat Indonesia.
Dampak positif bila dikembangkan dengan serius adalah dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekaligus mencerdaskan dan menyehatkan generasi muda Indonesia.
Indonesia memiliki beragam jenis ikan yang dapat diolah jadi bahan dasar makanan. Hal tersebut merupakan peluang bagi masyarakat yang selama ini belum mengetahui atau memanfaatkan tangkapan ikan secara maksimal.
Bila dikembangkan dengan serius usaha pengolahan ikan dapat menjadi usaha berskala nasional, bahkan tingkah nasional. Dampak positifnya dapat mengurangi pengangguran.

Ø  Saran
Pembaca diharapkan mampu memahami morfologi ikan koi, asal ikan koi, cara perkembangbiakkannya, habitatnya dan juga nilai jualnya. Semoga pembaca dapat membudidayakan ikan.

Ø  Daftar pustaka :
· http://arafuru.com/lifestyle/ini-dia-asal-usul-ikan-koi.html
· http://www.pusatkoi.com/sejarah-ikan-koi-dan-fakta-mengejutkan/
· http://andalbeksi.blogspot.com/2014/03/cara-pembenihan-ikan-koi-cyprinus-carpio.html
· http://www.binatangpeliharaan.org/ikan-koi/jenis-dan-harga-ikan-koi
· http://alamtani.com/budidaya-ikan-koi.html
·http://daftarhargatermurah.blogspot.com/2013/12/daftar-harga-ikan-koi-januari-2014.html

0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik, jika ada pertanyaan sesegera mungkin saya jawab