Sunday, April 10, 2016

Makalah Sejarah Indonesia "Antara Lawan dan Kawan"

MAKALAH SEJARAH INDONESIA
“Saudara Tua : Antara Kawan dan Lawan”



Nama Kelompok :
                                               1.      Dhani Nur Hendrayanto                         ( 06 )
                                               2.      Galang Gemilang Muhammad Hutama  ( 09 )
                                               3.      Pilatus Editya                                          ( 25 )
                                               4.      Rema Marninda Zahara                          ( 27 )
                                               5.      Venika Pramukti                                     ( 33 )

XI MIA 1

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha kuasa karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Saudara Tua : Antara Lawan dan Kawan” dapat kami selesaikan dengan semaksimal mungkin.
Kami juga menginginkan agar kita dapat mengetahui secara lebih detail tentang sejarah atau bagaimana perkembangan bangsa Indonesia dari dulu sampai sekarang  yang khususnya kami tekankan pada masa kependudukan Jepang di Indonesia ini. Sebagai generasi muda penerus bangsa yang baik, seharusnya kita dapat mengetahui apa yang harus pelajari dan kita teladani dari masa lampau untuk masa yang akan datang, yang nantinya akan memajukan perkembangan negara dan bangsa Indonesia yang tercinta ini.
Segala usaha yang telah kami lakukan dalam pengerjaan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan, apabila ada kekurangan dalam pengerjaan makalah ini kami meminta maaf.
     Wassalamu’alaikum wr. Wb.

                                                                                                                         Wonosobo, 24 Januari 2015

                                                                                                                                        Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang             
Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga dan pada Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal pada Juni 1941, dan Jepang memulai penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Pada bulan yang sama, faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir dikalahkan Jepang pada Maret 1942. Pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Selama masa pendudukan, Jepang juga membentuk persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau 独立準備調査会 (Dokuritsu junbi chōsa-kai?) dalam bahasa Jepang. Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan dan membuat dasar negara dan digantikan oleh PPKI yang bertugas menyiapkan kemerdekaan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana masuknya Saudara tua Ke Indonesia ?
2.      Apa tujuan Saudara tua menyerang dan menduduki Indonesia ?
3.      Apa Propaganda Jepang ?
4.      Bagaimana pengerahan pemuda oleh Saudara tua ?

C.       Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui masuknya Saudara tua Ke Indonesia
2.      Mengetahui tujuan Saudara tua menyerang dan menduduki Indonesia
3.      Mengetahui Propaganda Jepang
4.      Mengetahui pengerahan pemuda dari Saudara muda oleh Saudara tua



BAB II
PEMBAHASAN

1.     Masuknya Saudara tua Ke Indonesia.
Jepang dengan mudah berhasil menguasai daerah-daerah Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, disebabkan oleh :
1. Jepang telah berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941;
2. Negeri-negeri induk (Inggris, Perancis, dan Belanda) sedang menghadapi peperangan di Eropa melawan Jerman;
3. Bangsa-bangsa di Asia sangat percaya dengan semboyan Jepang (Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia, dan Jepang pelindung Asia) sehingga bangsa-bangsa di Asia tidak memberi perlawanan. Bahkan, kehadiran Balatentara Jepang disambut dengan suka cita karena Jepang dianggap sebagai ‘saudara tua’ yang akan membebaskan bangsa-bangsa Asia dari belenggu penjajahan negara-negara Barat.
Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung Jawa Barat. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira karena menganggap akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.
Akan tetapi, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang merupakan tipu muslihat agar bangsa Indonesia dapat menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara imperialis lainnya, seperti Jerman dan Italia.
Sebagai negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industri dan pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi sangat penting artinya bagi kemajuan industri Jepang. Apalah arti kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku) yang cukup dengan harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang luas. Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang untuk kepentingan peperangan dan industri Jepang, melalui berbagai cara seperti:
a)     Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha adalah tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani untuk bekerja paksa pada proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan Jepang. Banyak rakyat kita yang meninggal ketika menjalankan romusha, karena umumnya mereka menderita kelaparan dan berbagai penyakit
b)    Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada pemerintah Balatentara Jepang.
c)     Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi perang.
2.     Tujuan saudara tua menyerang dan menduduki Indonesia
Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hindia-Belanda (Indonesia), adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.

Sebaliknya, bangsa Indonesia, menyambut kedatangan jepang seolah-olah Dewa penolong yang membebaskan bangsa Indonesia dari jajahan “kulit putih” Eropa. Bangsa Indonesia termakan propaganda Jepang yang manis mulut itu.

Pada permulaan tentara jepang menginjakan kaki nya di Indonesia, mereka berbuat baik terhadap bangsa jepang. Jepang melancarkan propaganda, bahwa jepang akan mendukung kemerdekaan indonesia. Propaganda itu disiarkan oleh radio jepang, yang disebut Nippon Hoso Kyoku. Pada stasiun itu dibentuk seksi indonesia, yang khusus mengadakan penyiaran bagi bangsa indonesia. Siaran-siaran itu didahului oleh lagu Indonesia Raya.

         Jepang mengaku sebagai Saudara Tua, yang hendak memperbaiki nasib bangsa indonesia dan membebaskannya dari penjajahan belanda. Pada mulanya, penduduk dibiarkan mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

         Dinas propaganda jepang, yang disebut sendenbu menganjurkan agar rakyat indonesia memberi dukungan sepenuhnya kepada “saudara tua” untuk memenangkan “perang suci” dan membangun kemakmuran bersama di Asia Timur Raya, yang disebut Dai Toa. Jepang menjadi pemimpin bangsa Asia dengan semboyan:
NIPPON CAHAYA ASIA - NIPPON PEMIMPIN ASIA - NIPPON PELINDUNG ASIA. Semboyan itu digambarkan dengan lambang “Tiga A”.

 “Akan tetapi, janji-janji manis selangkah demi selangkah diingkari oleh jepang. Pada tanggal 20 maret 1992, baru sebelas hari setelah belanda menyerah, penguasa jepang sudah melarang dikibarkan bendera merah putih dan dilarang menyanyikan lagu indonesia raya.”

         Dinas propaganda jepang makin giat mengajak rakyat agar membaktikan tenaga dan hartanya untuk perbekalan perang. Beribu-ribu rakyat terkena wajib kerja paksa ditempat-tempat yang jauh dari kampung halamannya. Mereka mengerjakan pembangunan-pembangunan militer, seperti pembangunan landasan terbang, jembatan-jembatan, gua-gua penyimpanan perbekalan, benteng-benteng pertahanan, dan sebagainya. Mereka itu disebut romusha. Romusha Indonesia dikirimkan juga ke daerah-daerah medan perang di malaya dan birma.

          Selain itu juga rakyat indonesia diperas tenaga dan hartanya. Padi, jagung, ternak dan hasil-hasil usaha pertanian rakyat harus diserahkan sebagian kepada jepang. Para petani diwajibkan pula menanam pohon jarak, yang buahnya diolah untuk minyak pelumasan kendaraan-kendaraan. Bahkan barang-barang perhiasan yang berharga dimintanya dari indonesia. Selain itu masih banyak lagi kekejaman jepang terhadap rakyat indonesia. Menghadapi penderitaan itu, rakyat tidak berani mengeluarkan keluhannya, karena takut diketahui oleh polisi rahasia jepang yang disebut kompeitai yang terkenal kejam.

           Pada akhirnya terjadilah perlawanan rakyat indonesia terhadap jepang,  karena tentara pendudukan jepang telah menginjak norma-norma masyarakat yang telah menyebabkan penderitaan lahir batin bangsa indonesia.

           Di aceh terjadi perlawanan rakyat, yang dipimpin oleh tengku abdul jalil; di tasikmalaya terjadi perlawanan yang dilakukan oleh para santri  di pesantren singaparna, yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustofa (1944). Para santri telah tersinggung, karena jepang mengharuskan tiap barisan rakyat melakukan upacara penghormatan kepada Tenno Heika dengan membungkukan badan dan berkiblat ke tokyo.

           Ketika sepasukan tentara jepang dan pasukan polisi datang kepesantren singaparna, mereka disambut oleh para santri dengan perlawanan sengit, yang mempergunakan berbagai senjata tajam. Dengan susah payah tentara jepang dapat memadamkan perlawan itu dengan kejam. K.H. Zaenal Mustofa ditangkap kemudian dihukum mati. Kejadian serupa timbul di Indramayu dibawah pimpinan H. Madriyas, H. Kartika, Kiai Srengseng, Kiai Husein, Kiai Mukasan.


3.     Propaganda Jepang

Beberapa propaganda Jepang yang perlu dicatat, dilihat dari :
1. Ramalan Jayabaya
Pamflet disebar di seluruh pulau jawa seiring kedatangan Jepang ke tanah jawa, dan diantara Pamflet itu ada yang berbunyi: “Kami mempermaklumkan kepada saudara-saudara kedatangan tentara Jepang. Balatentara Jepang akan mendarat di Indonesia untuk mewujudkan ramalan Sri Baginda Jayabaya… ingat: Sri baginda Jayabaya telah berkata: orang-orang berkulit kuning akan datang dari utara untuk membebaskan rakyat Indonesia dari perbudakan Belanda. Nantikan orang-orang berkulit kuning”

2. Pengibaran dua bendera
Beribu ribu hinomaru berdampingan dengan sangsaka merah putih berkibar disepanjang kota serta  jalan jalan besar dan tempat strategis. Hinomaru juga dibagi-bagikan kepada para pengguna jalan

3. Slogan-slogan yang merakyat
Beberapa hari setelah ada di Jakarta, Jepang mengeluarkan slogan-slogan untuk mendapatkan kepercayaan rakyat  diantaranya yaitu: “Asia untuk bangsa Asia”, Slogan lain yang juga terkenal adalah 3A: “Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon cahaya Asia”… “Nippon saudara Tua”


4. Siaran radio
Siaran radio juga menjadi alat propaganda Jepang. Shimizu, seorang Jepang yang fasih bahasa Indonesia berpidato dalam siaran radio… siaran radio itu disiarkan berulang-ulang dalam bahasa melayu dan Inggris.

5. Pemutaran Film
Film amerika dan Eropa dilarang beredar, diganti film-film Jepang, itupun setelah di sortir dahulu sesuai dengan propaganda Jepang.

Jepang juga membentuk badan khusus untuk mengawasi peredaran Film di Indonesia pada tahun 1942. Badan itu diberi nama Jawa Eiga Kosha (perusahaan film Jawa). Film-film Jepang yang beredar dalam tema tema tertentu diantaranya: tentang kejahatan Barat, tentang persahabatan Asia, tentang kehebatan militer Jepang, serta film budaya dan moral khas bangsa jepang.

Film film itu tidak hanya diputar di bioskop tetapi di lapangan-lapangan sebelah desa, yang dihadiri banyak penonton

6. Mengangkat tokoh pribumi Kharismatik
Jepang juga mengangkat tinggi-tinggi tokoh pribumi yang kharismatik sebagai “penyambung lidah Dai Nippon”. Dan yang mendapat publisitas besar-besaran saat itu adalah Soekarno.

Bahkan dalam film film Jepang disertakan actor Pribumi yaitu Soekarno yang tampil berpidato berapi api membakar semangat rakyat untuk membela Jepang.

Kutipan pidato-pidato Soekarno yang menarik untuk ditampilkan diantaranya:
“Marilah kita bekerjasama agar supaya lekas tercapai cita-cita kita bersama yaitu ASIA RAYA (Asia untuk Bangsa Asia)” (1942)

“… didalam perang Asia timur raya… harus kita tujukan kepada hancur leburnya Amerika dan Inggris … Amerika kita setrika, Inggris kita linggis” (1943)

DR Anwar Harjono, SH,  memiliki alasan yang rasional, mengapa Jepang memilih Soekarno?.
“Sesudah Tjokroaminoto  meninggal dunia, ummat Islam Indonesia ibarat kehilangan figure Pemimpin yang bisa diandalkan. …mereka tidak punya pilihan lain selain menengok kepada Bung karno dan bung hatta…”

7. Melalui media kesenian
Jepang juga mempropagandakan Nipponisasinya melalui media media kesenian lainya seperti darama, wayang kulit, wayang golek, dan kamishibai, sebuah pertunjukan kisah gambar Jepang.


Selain 7 alat propaganda itu, Jepang juga sangat memperhatikan penganut agama islam sebagai mayoritas di nusantara. Sehingga Jepang juga memakai politik “bersahabat” dengan ummat islam. 
“Mereka (Jepang,pen) memberi kepada pemimpin Islam kesempatan-kesempatan yang tidak pernah diberikan oleh belanda”
Jepang mengambil KH Mas Mansyur (Muhammadiyyah) sebagai bagian dari pemimpin PUTERA bikinan Jepang  untuk mengambil hati masyarakat.


Jepang juga mempersatukan Ummat islam dalam organisasi “MASYUMI” (mirip nama gadis jepang) yang merupakan singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia, dengan syarat mau bersama jepang dalam perang Asia Timur Raya melawan ABCD (America, British, China dan Dutch).

Walhasil propaganda  jepang pada tahap awal penjajahannya di Nusantara ternyata berhasil mengelabui bangsa Indonesia untuk menerima Jepang sebagai SAUDARA TUA Indonesia yang datang untuk membebaskan Indonesia (asia) dari penjajahan bangsa Eropa.


4.     Pengerahan pemuda dari Saudara muda oleh Saudara tua
Golongan yang terutama mendapat perhatian dari pemerintah jepang adalah golongan pemuda. Mereka berasal dari lingkungan sosial yang berbeda – beda, ada yang berasal dari kota dan ada pula yang berasal dari desa. Ada yang mendapat pendidikan yang cukup, misalnya pernah duduk di sekolah menengah, tetapi ada juga yang pendidikannya tidak seberapa lanjut, yakni hanya berpendidikan sekolah dasar. Perhatian jepang dicurahkan kepada kaum muda ini karena mereka pada umumnya memiliki sifat yang giat, penuh semangat, dan biasanya masih diliputi idealisme. Mereka dianggap belum sempat dipengaruhi oleh alam pikiran barat. Oleh karena memiliki sifat yang demikian , segala propaganda dari pihak jepang diduga akan mudah ditanamkan kepada mereka misalnya, propaganda yang dilancarkan jepang pada waktu pembentukan gerakan 3A seperti yang dikemukakan oleh ketuanya. Mr. Samsuddin yang antara lain menyatakan bahwa orang barat telah berabad – abad lamanya menjajah Asia sehingga rakyat menderita. Berkat jepanglah penjajahan itu berhasil dihapuskan, sebab jepang adalah “cahaya asia, pemimpin asia, pelindung asia”
Propaganda semacam itu mereka duga akan mudah  ditangkap dan dimengerti oleh kaum muda. Apalagi jepang sering mengemukakan bahwa jepang adalah orang asia dan sebagai orang asia mereka senasib dengan orang – orang Asia lainnya yang dianggap sebagai saudara mudanya. Dengan propaganda yang demikian pada mulanya pemuda tidak merasakan adanya perbedaan antara orang Jepang dan Orang Indonesia. Semboyan – semboyan seperti “Jepang – Indonesia sama – sama” atau “Jepang saudara tua” memuakau golongan muda khususnya dan masyarakat luas umumya. Persamaan dengan Jepang itu dianggap sebagai perubahan baru dari keadaan pada masa pemerintahan kolonial belanda ketika diskriminasi rasial jelas terasa.
     Sehubungan dengan sifat kaum muda itu, pelajaran yang ditekankan pada mereka ialah seishin ( semangat ) atau bushido ( jiwa satria ) yang meliputi kesetiaan dan bakti kepada tuan atau pemimpinnya. Selain itu, ditekankan pula perlunya disiplin dan diberantasnya rasa rendah diri serta semangat budak tanpa dikehendaki oleh pihak Jepang, penanaman semangat yang demikian itu ternyata menguntungkan pemuda Indonesia ketika kelak mereka berjuang mempertahankan kemerdekaan. Semangat itu bahkan juga menjiwai pemuda Indonesia ketika melawan Jepang sendiri, misalnya dalam pemberontakan Peta di Blitar dan pada awal Perang Kemerdekaan pada tahun 1945.
Salah satu sarana yang dipakai untuk mempengaruhi kaum muda ialah sarana pendidikan, baik pendidikan umum maupun pendidikan khusus. Yang dimaksud dengan pendidikan pendidikan umum ialah sekolah rakyat ( sekolah dasar ) dan sekolah menengah. Pendidikan khusus yang dimaksudkan adalah pelatihan – pelatihan yang diadakan oleh Jepang.
     Diantara pusat – pusat pelatihan yang diadakan Jepang untuk menanamkan semangat pro-jepang dikalangan kaum muda ialah Barisan Pemuda Asia Raya (BPAR ). BPAR dimulai dari tingkat pusat di Jakarta. Sebenarnya didaerah juga telah dibentuk komite penginsyafan pemuda yang anggota - anggotanya terdiri dari unsur kepaduan. Bentuk komite seperti itu sifatnya sangat lokal dan disesuaikan dengan situasi daerah masing – masing. Ditingkat pusat BPAR diresmikan pada tanggal  11 Juni 1942 dengan dipimpin oleh dr. Slamet Sudibyo dan S.A. Saleh. BPAR adalah gerakan 3A ; sekalipun demikian organisasi BPAR ini lebih populer daripada induknya. Melalui BPAR kaum muda mengikuti pelatihan selama 3 bulan. Kepada para peserta pelatihan ditekankan pentingnya semangat, kemauan, dan keyakinan karena mereka diharapkan akan menjadi pemimpin pemuda – pemuda yang lain. Terhadap pemuda tidak dilakukan pembatasan. Artinya setiap pemuda boleh mengikuti pelatihan tersebut.
Disampig BPAR pemerintah Jepang mengadakan pelatihan lain yang dilakukan Gerakan tiga A yaitu yang disebut San A Seinen Kunrensho. Di tempat ini kaum pemuda mwengikuti pelatihan selama ½ bulan. Berbeda dengan kursus di atas, pelatihan ini lebih bersifat khusus, yaitu ditujukan kepada para pemuda yang pernah turut dalam salah satu organisasi, misalnya kepaduan. Mereka ditempatkan dalam asrama. Selain pendidikan yang berhubungan dengan disiplin dan semangat , kepada mereka juga diajarkan pekerjaan praktis sehari – hari, seperti memasak, membersihkan rumah , serta berkebun . selain itu diajarkan bahasa Jepang . pendidikan untuk kaum pemuda ini  diadakan atas prakasa H. Shimizu dan Wakabayashi. Pada tahap pertama dilatih sejumlah 250 pemuda. Pelatihan semacam ini juga diadakan di Yogyakarta.
     Pendidikan pemuda semacam itu menjadi intensif, perkumpulan – perkumpulan kepaduan masih  diperkenankan berdiri  dan melakukan kegiatan. Kegiatan besar kepanduan adalah Perkemahan Kepanduan Indonesia ( Perkindo )yang diadakan di Jakarta, bahkan pernah mendapat kunjungan dari Gunseikan dan 4 serangkai dari Poetera.
Situasi perang sejak tahun 1942 mulai berubah. Dari sifat ofensif, Jepang beralih ke sikap defensif. Pukulan –pukulan Sekutu di wilayah pasifikmulai dirasakan terutama sejak pertempuran di laut karang ( Mei 1942 ) dan Guadalcanal ( Agustus 1942 ). Jepang menyadari bahwa untuk dapoat mempertahankan daerah pendudukannya yang luas itu mereka memerlukan dukungan dari penduduk didaerah masing – masing . medianya antara lain olahraga. Pada tahun 1942 dibentuk perserikatan Olahraga Pulau Jawa ( Tai Iku Kai ). Pendidikan jasmani berupa taiso ( senam pagi ala Jepang ) diiringi lagu yang diberikan sekolah – sekolah. Selain itu jepang mewajibkan pelajar – pelajar baris – berbaris dan pelatihan perang – perangan yang disebut kyoreng, bela diri seperti, sumo, kendo, dan base ball diperkenalkan oleh tentara jepang. Organisasi olahraga baru dibentuk yaitu Gerakan Latihan Olahraga Organisasi Rakyat ( GLORA ) di bawah pimpinan Otto Iskandar Dinata, tetapi akhirnya dilarang.
Masa itu banyak menghasilkan bibit unggul dalam buku tangkis seperti Sudirman, Basrul Jamal, Oei Hok Tjoan, Liem Soei Liong dan Naspirin.  Namun, hanya sepak bola dan bulu tangkis yang dapat berkembang karena sulitnya kehidupan masyarakat.
     Pada awal 1943 jepang mulai lebih intensif mengumpulkan dan mendidik kaum muda Indonesia  di semua syu. Bahkan, di Jakarta syu setiap gun diadakan pendidikan pemuda. Semua usaha mengadakan gerakan pemuda lokal itu adalah dalam rangka persiapan membentuk gerakan pemuda yang terpusat dan dibawah satu pucuk pimpinan. Dalam masa persiapan ini berbagai janji dan harapan bagi pemuda disiarkan secara luas.


BAB III
PENUTUP


A.     Kesimpulan :
Ø  Jepang dengan mudah berhasil menguasai daerah-daerah Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, disebabkan oleh :
1. Jepang telah berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941;
2. Negeri-negeri induk (Inggris, Perancis, dan Belanda) sedang menghadapi peperangan di Eropa melawan Jerman;
3. Bangsa-bangsa di Asia sangat percaya dengan semboyan Jepang (Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia, dan Jepang pelindung Asia) sehingga bangsa-bangsa di Asia tidak memberi perlawanan. Bahkan, kehadiran Balatentara Jepang disambut dengan suka cita karena Jepang dianggap sebagai ‘saudara tua’ yang akan membebaskan bangsa-bangsa Asia dari belenggu penjajahan negara-negara Barat.
Ø  Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda (Indonesia), adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
Jepang mengaku sebagai Saudara Tua, yang hendak memperbaiki nasib bangsa indonesia dan membebaskannya dari penjajahan belanda. Pada mulanya, penduduk dibiarkan mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
 “Akan tetapi, janji-janji manis selangkah demi selangkah diingkari oleh jepang. Pada tanggal 20 maret 1992, baru sebelas hari setelah belanda menyerah, penguasa jepang sudah melarang dikibarkan bendera merah putih dan dilarang menyanyikan lagu indonesia raya.”

Ø  Beberapa propaganda Jepang yang perlu dicatat
·         Ramalan Jayabaya
·         Pengibaran dua bendera
·         Slogan-slogan yang merakyat
·         Siaran radio
·         Pemutaran Film
·         Mengangkat tokoh pribumi Kharismatik
·         Melalui media kesenian
Ø  Golongan yang terutama mendapat perhatian dari pemerintah jepang adalah golongan pemuda. Mereka berasal dari lingkungan sosial yang berbeda – beda, ada yang berasal dari kota dan ada pula yang berasal dari desa. Ada yang mendapat pendidikan yang cukup, misalnya pernah duduk di sekolah menengah, tetapi ada juga yang pendidikannya tidak seberapa lanjut, yakni hanya berpendidikan sekolah dasar. Perhatian jepang dicurahkan kepada kaum muda ini karena mereka pada umumnya memiliki sifat yang giat, penuh semangat, dan biasanya masih diliputi idealisme. Mereka dianggap belum sempat dipengaruhi oleh alam pikiran barat.
B.     Saran
Ø  Demikianlah isi dari makalah kami, yang menurut kami  telah kami susun secara sistematis agar pembaca mudah untuk memahaminya. Berbicara mengenai sejarah, maka sejarah merupakan ilmu yang tidak akan pernah ada habisnya. Ingatlah, orang yang cerdas adalah orang yang belajar dari sejarah.
Ø  Sering kali kita lupa bahwa “meskipun” berkisah mengenai masa lampau, tapi sejarah begitu penting bagi perjalanan suatu bangsa. Melalui sejarah, kita belajar untuk menghargai perjuangan para pendahulu kita, belajar menghargai tetes darah dan keringat mereka untuk apa yang kita nikmati saat ini. Lewat sejarah kita juga belajar dari pengalaman masa lalu, dan menjadikannya sebagai modal berharga untuk melangkah di masa depan

C.      Daftar Pustaka :






0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik, jika ada pertanyaan sesegera mungkin saya jawab