MAKALAH SEJARAH INDONESIA
“Saudara Tua : Antara Kawan
dan Lawan”
Nama Kelompok :
1.
Dhani Nur Hendrayanto ( 06 )
2.
Galang Gemilang Muhammad Hutama ( 09 )
3.
Pilatus Editya ( 25
)
4.
Rema Marninda Zahara ( 27 )
5.
Venika Pramukti ( 33 )
XI MIA 1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha kuasa
karena atas rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Saudara Tua : Antara
Lawan dan Kawan” dapat kami selesaikan dengan semaksimal
mungkin.
Kami juga menginginkan agar kita dapat
mengetahui secara lebih detail tentang sejarah atau bagaimana perkembangan
bangsa Indonesia dari dulu sampai sekarang
yang khususnya kami tekankan pada masa kependudukan Jepang di Indonesia
ini. Sebagai generasi muda penerus bangsa yang baik, seharusnya kita dapat
mengetahui apa yang harus pelajari dan kita teladani dari masa lampau untuk
masa yang akan datang, yang nantinya akan memajukan perkembangan negara dan
bangsa Indonesia yang tercinta ini.
Segala usaha yang telah kami lakukan dalam
pengerjaan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan, apabila ada
kekurangan dalam pengerjaan makalah ini kami meminta maaf.
Wassalamu’alaikum
wr. Wb.
Wonosobo, 24 Januari 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa pendudukan Jepang di Indonesia dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945 seiring dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan M. Hatta atas nama bangsa
Indonesia.
Pada Mei 1940, awal Perang Dunia II, Belanda diduduki oleh Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga dan
pada Juli mengalihkan ekspor untuk Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Negosiasi dengan Jepang yang bertujuan untuk
mengamankan persediaan bahan bakar pesawat gagal pada Juni 1941, dan Jepang memulai
penaklukan Asia Tenggara di bulan Desember tahun itu. Pada bulan yang sama,
faksi dari Sumatra menerima bantuan Jepang untuk mengadakan
revolusi terhadap pemerintahan Belanda. Pasukan Belanda yang terakhir
dikalahkan Jepang pada Maret 1942. Pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia
sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang
tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan,
mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran
Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Selama masa pendudukan,
Jepang juga membentuk persiapan kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau 独立準備調査会 (Dokuritsu junbi
chōsa-kai?) dalam
bahasa Jepang. Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-kemerdekaan
dan membuat dasar negara dan digantikan oleh PPKI yang bertugas menyiapkan
kemerdekaan.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana masuknya Saudara tua Ke Indonesia ?
2. Apa tujuan Saudara
tua menyerang dan menduduki Indonesia ?
3.
Apa Propaganda
Jepang ?
4. Bagaimana pengerahan pemuda
oleh Saudara tua ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui masuknya Saudara tua Ke Indonesia
2.
Mengetahui tujuan Saudara tua menyerang
dan menduduki Indonesia
3. Mengetahui Propaganda Jepang
4.
Mengetahui pengerahan pemuda dari Saudara muda oleh Saudara tua
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Masuknya Saudara tua Ke Indonesia.
Jepang dengan mudah berhasil
menguasai daerah-daerah Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia,
disebabkan oleh :
1. Jepang telah
berhasil menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl
Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember 1941;
2.
Negeri-negeri induk (Inggris, Perancis, dan Belanda) sedang menghadapi
peperangan di Eropa melawan Jerman;
3. Bangsa-bangsa
di Asia sangat percaya dengan semboyan Jepang (Jepang pemimpin Asia, Jepang
cahaya Asia, dan Jepang pelindung Asia) sehingga bangsa-bangsa di Asia tidak
memberi perlawanan. Bahkan, kehadiran Balatentara Jepang disambut dengan suka
cita karena Jepang dianggap sebagai ‘saudara tua’ yang akan membebaskan
bangsa-bangsa Asia dari belenggu penjajahan negara-negara Barat.
Secara resmi Jepang telah
menguasai Indonesia sejak tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi
Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung Jawa
Barat. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang berarti berhasil menduduki
Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan balatentara
Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira karena menganggap akan membebaskan
bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.
Akan tetapi, semboyan Gerakan
3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang merupakan tipu
muslihat agar bangsa Indonesia dapat menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada
awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa
Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara
imperialis lainnya, seperti Jerman dan Italia.
Sebagai negara imperialis
baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industri
dan pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan
menjadi sangat penting artinya bagi kemajuan industri Jepang. Apalah arti
kemajuan industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku) yang cukup
dengan harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang luas. Dengan
demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara Jepang ke Indonesia adalah
untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah Indonesia. Artinya, semboyan
Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’ merupakan semboyan yang penuh
kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan yang terjadi selama
pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia. Bahkan, perlakuan pasukan Jepang
lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan. Sumber-sumber
ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang untuk kepentingan peperangan
dan industri Jepang, melalui berbagai cara seperti:
a)
Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha adalah
tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani untuk bekerja paksa
pada proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan Jepang. Banyak
rakyat kita yang meninggal ketika menjalankan romusha, karena umumnya mereka
menderita kelaparan dan berbagai penyakit
b) Para
petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada
pemerintah Balatentara Jepang.
c)
Hewan peliharaan penduduk dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi
kebutuhan konsumsi perang.
2.
Tujuan saudara tua menyerang dan menduduki
Indonesia
Tujuan Jepang menyerang dan
menduduki Hindia-Belanda (Indonesia), adalah untuk menguasai sumber-sumber
alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta
mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh
operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
Sebaliknya, bangsa Indonesia, menyambut kedatangan
jepang seolah-olah Dewa penolong yang membebaskan bangsa Indonesia dari jajahan
“kulit putih” Eropa. Bangsa Indonesia termakan propaganda Jepang yang manis
mulut itu.
Pada permulaan tentara
jepang menginjakan kaki nya di Indonesia, mereka berbuat baik terhadap bangsa
jepang. Jepang
melancarkan propaganda, bahwa jepang akan mendukung kemerdekaan indonesia.
Propaganda itu disiarkan oleh radio jepang, yang disebut Nippon Hoso Kyoku. Pada stasiun itu dibentuk seksi
indonesia, yang khusus mengadakan penyiaran bagi bangsa indonesia.
Siaran-siaran itu didahului oleh lagu Indonesia Raya.
Jepang mengaku sebagai Saudara Tua, yang hendak memperbaiki nasib bangsa indonesia dan membebaskannya dari penjajahan belanda. Pada mulanya, penduduk dibiarkan mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Dinas propaganda jepang, yang disebut sendenbu menganjurkan agar rakyat indonesia memberi dukungan sepenuhnya kepada “saudara tua” untuk memenangkan “perang suci” dan membangun kemakmuran bersama di Asia Timur Raya, yang disebut Dai Toa. Jepang menjadi pemimpin bangsa Asia dengan semboyan:
NIPPON CAHAYA ASIA -
NIPPON PEMIMPIN ASIA - NIPPON PELINDUNG ASIA. Semboyan itu digambarkan dengan
lambang “Tiga A”.
“Akan tetapi,
janji-janji manis selangkah demi selangkah diingkari oleh jepang. Pada tanggal
20 maret 1992, baru sebelas hari setelah belanda menyerah, penguasa jepang
sudah melarang dikibarkan bendera merah putih dan dilarang menyanyikan lagu
indonesia raya.”
Dinas propaganda jepang makin giat mengajak rakyat agar membaktikan tenaga dan hartanya untuk perbekalan perang. Beribu-ribu rakyat terkena wajib kerja paksa ditempat-tempat yang jauh dari kampung halamannya. Mereka mengerjakan pembangunan-pembangunan militer, seperti pembangunan landasan terbang, jembatan-jembatan, gua-gua penyimpanan perbekalan, benteng-benteng pertahanan, dan sebagainya. Mereka itu disebut romusha. Romusha Indonesia dikirimkan juga ke daerah-daerah medan perang di malaya dan birma.
Selain itu juga rakyat indonesia diperas tenaga dan hartanya. Padi, jagung, ternak dan hasil-hasil usaha pertanian rakyat harus diserahkan sebagian kepada jepang. Para petani diwajibkan pula menanam pohon jarak, yang buahnya diolah untuk minyak pelumasan kendaraan-kendaraan. Bahkan barang-barang perhiasan yang berharga dimintanya dari indonesia. Selain itu masih banyak lagi kekejaman jepang terhadap rakyat indonesia. Menghadapi penderitaan itu, rakyat tidak berani mengeluarkan keluhannya, karena takut diketahui oleh polisi rahasia jepang yang disebut kompeitai yang terkenal kejam.
Pada akhirnya terjadilah perlawanan rakyat indonesia terhadap jepang, karena tentara pendudukan jepang telah menginjak norma-norma masyarakat yang telah menyebabkan penderitaan lahir batin bangsa indonesia.
Di aceh terjadi perlawanan rakyat, yang dipimpin oleh tengku abdul jalil; di tasikmalaya terjadi perlawanan yang dilakukan oleh para santri di pesantren singaparna, yang dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustofa (1944). Para santri telah tersinggung, karena jepang mengharuskan tiap barisan rakyat melakukan upacara penghormatan kepada Tenno Heika dengan membungkukan badan dan berkiblat ke tokyo.
Ketika sepasukan tentara jepang dan pasukan polisi datang kepesantren singaparna, mereka disambut oleh para santri dengan perlawanan sengit, yang mempergunakan berbagai senjata tajam. Dengan susah payah tentara jepang dapat memadamkan perlawan itu dengan kejam. K.H. Zaenal Mustofa ditangkap kemudian dihukum mati. Kejadian serupa timbul di Indramayu dibawah pimpinan H. Madriyas, H. Kartika, Kiai Srengseng, Kiai Husein, Kiai Mukasan.
3.
Propaganda Jepang
Beberapa propaganda Jepang yang perlu dicatat, dilihat
dari :
1. Ramalan Jayabaya
Pamflet disebar di seluruh pulau jawa seiring
kedatangan Jepang ke tanah jawa, dan diantara Pamflet itu ada yang
berbunyi: “Kami mempermaklumkan kepada saudara-saudara kedatangan tentara
Jepang. Balatentara Jepang akan mendarat di Indonesia untuk mewujudkan ramalan
Sri Baginda Jayabaya… ingat: Sri baginda Jayabaya telah berkata: orang-orang
berkulit kuning akan datang dari utara untuk membebaskan rakyat Indonesia dari
perbudakan Belanda. Nantikan orang-orang berkulit kuning”
2. Pengibaran dua bendera
Beribu ribu hinomaru berdampingan dengan
sangsaka merah putih berkibar disepanjang kota serta jalan jalan besar
dan tempat strategis. Hinomaru juga dibagi-bagikan kepada para
pengguna jalan
3. Slogan-slogan yang merakyat
Beberapa hari setelah ada di Jakarta, Jepang
mengeluarkan slogan-slogan untuk mendapatkan kepercayaan rakyat
diantaranya yaitu: “Asia untuk bangsa Asia”, Slogan lain yang juga
terkenal adalah 3A: “Nippon Pemimpin Asia, Nippon Pelindung Asia, Nippon
cahaya Asia”… “Nippon saudara Tua”
4. Siaran radio
Siaran radio juga menjadi alat propaganda Jepang.
Shimizu, seorang Jepang yang fasih bahasa Indonesia berpidato dalam siaran
radio… siaran radio itu disiarkan berulang-ulang dalam bahasa melayu dan
Inggris.
5. Pemutaran Film
Film amerika dan Eropa dilarang beredar, diganti
film-film Jepang, itupun setelah di sortir dahulu sesuai dengan propaganda
Jepang.
Jepang juga membentuk badan khusus untuk mengawasi
peredaran Film di Indonesia pada tahun 1942. Badan itu diberi nama Jawa
Eiga Kosha (perusahaan film Jawa). Film-film Jepang yang beredar dalam
tema tema tertentu diantaranya: tentang kejahatan Barat, tentang persahabatan
Asia, tentang kehebatan militer Jepang, serta film budaya dan moral khas bangsa
jepang.
Film film itu tidak hanya diputar di bioskop tetapi di
lapangan-lapangan sebelah desa, yang dihadiri banyak penonton
6. Mengangkat tokoh pribumi Kharismatik
Jepang juga mengangkat tinggi-tinggi tokoh pribumi
yang kharismatik sebagai “penyambung lidah Dai Nippon”. Dan yang mendapat
publisitas besar-besaran saat itu adalah Soekarno.
Bahkan dalam film film Jepang disertakan actor Pribumi
yaitu Soekarno yang tampil berpidato berapi api membakar semangat rakyat untuk
membela Jepang.
Kutipan pidato-pidato Soekarno yang menarik untuk ditampilkan
diantaranya:
“Marilah kita bekerjasama agar supaya lekas tercapai
cita-cita kita bersama yaitu ASIA RAYA (Asia untuk Bangsa Asia)” (1942)
“… didalam perang Asia timur raya… harus kita tujukan
kepada hancur leburnya Amerika dan Inggris … Amerika kita setrika, Inggris kita
linggis” (1943)
DR Anwar Harjono, SH, memiliki alasan yang
rasional, mengapa Jepang memilih Soekarno?.
“Sesudah Tjokroaminoto
meninggal dunia, ummat Islam Indonesia ibarat kehilangan figure Pemimpin
yang bisa diandalkan. …mereka tidak punya pilihan lain selain menengok kepada
Bung karno dan bung hatta…”
7. Melalui media kesenian
Jepang juga mempropagandakan Nipponisasinya melalui
media media kesenian lainya seperti darama, wayang kulit, wayang golek,
dan kamishibai, sebuah pertunjukan kisah gambar Jepang.
Selain 7 alat propaganda itu, Jepang juga sangat
memperhatikan penganut agama islam sebagai mayoritas di nusantara. Sehingga
Jepang juga memakai politik “bersahabat” dengan ummat islam.
“Mereka (Jepang,pen) memberi kepada pemimpin Islam
kesempatan-kesempatan yang tidak pernah diberikan oleh belanda”
Jepang mengambil KH Mas Mansyur (Muhammadiyyah)
sebagai bagian dari pemimpin PUTERA bikinan Jepang untuk mengambil hati
masyarakat.
Jepang juga mempersatukan Ummat islam dalam organisasi
“MASYUMI” (mirip nama gadis jepang) yang merupakan singkatan dari Majelis
Syura Muslimin Indonesia, dengan syarat mau bersama jepang dalam perang
Asia Timur Raya melawan ABCD (America, British, China dan Dutch).
Walhasil propaganda jepang pada tahap awal
penjajahannya di Nusantara ternyata berhasil mengelabui bangsa Indonesia untuk
menerima Jepang sebagai SAUDARA TUA Indonesia yang datang untuk membebaskan
Indonesia (asia) dari penjajahan bangsa Eropa.
4.
Pengerahan pemuda dari Saudara muda oleh Saudara tua
Golongan
yang terutama mendapat perhatian dari pemerintah jepang adalah golongan pemuda.
Mereka berasal dari lingkungan sosial yang berbeda – beda, ada yang berasal
dari kota dan ada pula yang berasal dari desa. Ada yang mendapat pendidikan
yang cukup, misalnya pernah duduk di sekolah menengah, tetapi ada juga yang
pendidikannya tidak seberapa lanjut, yakni hanya berpendidikan sekolah dasar.
Perhatian jepang dicurahkan kepada kaum muda ini karena mereka pada umumnya
memiliki sifat yang giat, penuh semangat, dan biasanya masih diliputi
idealisme. Mereka dianggap belum sempat dipengaruhi oleh alam pikiran barat.
Oleh karena memiliki sifat yang demikian , segala propaganda dari pihak jepang
diduga akan mudah ditanamkan kepada mereka misalnya, propaganda yang
dilancarkan jepang pada waktu pembentukan gerakan 3A seperti yang dikemukakan
oleh ketuanya. Mr. Samsuddin yang antara lain menyatakan bahwa orang barat
telah berabad – abad lamanya menjajah Asia sehingga rakyat menderita. Berkat
jepanglah penjajahan itu berhasil dihapuskan, sebab jepang adalah “cahaya asia,
pemimpin asia, pelindung asia”
Propaganda
semacam itu mereka duga akan mudah
ditangkap dan dimengerti oleh kaum muda. Apalagi jepang sering
mengemukakan bahwa jepang adalah orang asia dan sebagai orang asia mereka
senasib dengan orang – orang Asia lainnya yang dianggap sebagai saudara
mudanya. Dengan propaganda yang demikian pada mulanya pemuda tidak merasakan
adanya perbedaan antara orang Jepang dan Orang Indonesia. Semboyan – semboyan
seperti “Jepang – Indonesia sama – sama” atau “Jepang saudara tua” memuakau
golongan muda khususnya dan masyarakat luas umumya. Persamaan dengan Jepang itu
dianggap sebagai perubahan baru dari keadaan pada masa pemerintahan kolonial
belanda ketika diskriminasi rasial jelas terasa.
Sehubungan dengan sifat kaum muda itu,
pelajaran yang ditekankan pada mereka ialah seishin ( semangat ) atau bushido
( jiwa satria ) yang meliputi kesetiaan dan bakti kepada tuan atau pemimpinnya.
Selain itu, ditekankan pula perlunya disiplin dan diberantasnya rasa rendah
diri serta semangat budak tanpa dikehendaki oleh pihak Jepang, penanaman
semangat yang demikian itu ternyata menguntungkan pemuda Indonesia ketika kelak
mereka berjuang mempertahankan kemerdekaan. Semangat itu bahkan juga menjiwai
pemuda Indonesia ketika melawan Jepang sendiri, misalnya dalam pemberontakan
Peta di Blitar dan pada awal Perang Kemerdekaan pada tahun 1945.
Salah
satu sarana yang dipakai untuk mempengaruhi kaum muda ialah sarana pendidikan,
baik pendidikan umum maupun pendidikan khusus. Yang dimaksud dengan pendidikan
pendidikan umum ialah sekolah rakyat ( sekolah dasar ) dan sekolah menengah.
Pendidikan khusus yang dimaksudkan adalah pelatihan – pelatihan yang diadakan
oleh Jepang.
Diantara pusat – pusat pelatihan yang
diadakan Jepang untuk menanamkan semangat pro-jepang dikalangan kaum muda ialah
Barisan Pemuda Asia Raya (BPAR ). BPAR dimulai dari tingkat pusat di Jakarta.
Sebenarnya didaerah juga telah dibentuk komite penginsyafan pemuda yang anggota
- anggotanya terdiri dari unsur kepaduan. Bentuk komite seperti itu sifatnya
sangat lokal dan disesuaikan dengan situasi daerah masing – masing. Ditingkat
pusat BPAR diresmikan pada tanggal 11
Juni 1942 dengan dipimpin oleh dr. Slamet Sudibyo dan S.A. Saleh. BPAR adalah
gerakan 3A ; sekalipun demikian organisasi BPAR ini lebih populer daripada
induknya. Melalui BPAR kaum muda mengikuti pelatihan selama 3 bulan. Kepada
para peserta pelatihan ditekankan pentingnya semangat, kemauan, dan keyakinan
karena mereka diharapkan akan menjadi pemimpin pemuda – pemuda yang lain.
Terhadap pemuda tidak dilakukan pembatasan. Artinya setiap pemuda boleh
mengikuti pelatihan tersebut.
Disampig
BPAR pemerintah Jepang mengadakan pelatihan lain yang dilakukan Gerakan tiga A
yaitu yang disebut San A Seinen Kunrensho. Di tempat ini kaum pemuda
mwengikuti pelatihan selama ½ bulan. Berbeda dengan kursus di atas, pelatihan
ini lebih bersifat khusus, yaitu ditujukan kepada para pemuda yang pernah turut
dalam salah satu organisasi, misalnya kepaduan. Mereka ditempatkan dalam
asrama. Selain pendidikan yang berhubungan dengan disiplin dan semangat ,
kepada mereka juga diajarkan pekerjaan praktis sehari – hari, seperti memasak,
membersihkan rumah , serta berkebun . selain itu diajarkan bahasa Jepang .
pendidikan untuk kaum pemuda ini
diadakan atas prakasa H. Shimizu dan Wakabayashi. Pada tahap pertama
dilatih sejumlah 250 pemuda. Pelatihan semacam ini juga diadakan di Yogyakarta.
Pendidikan pemuda semacam itu menjadi
intensif, perkumpulan – perkumpulan kepaduan masih diperkenankan berdiri dan melakukan kegiatan. Kegiatan besar
kepanduan adalah Perkemahan Kepanduan Indonesia ( Perkindo )yang diadakan di
Jakarta, bahkan pernah mendapat kunjungan dari Gunseikan dan 4 serangkai
dari Poetera.
Situasi
perang sejak tahun 1942 mulai berubah. Dari sifat ofensif, Jepang beralih ke
sikap defensif. Pukulan –pukulan Sekutu di wilayah pasifikmulai dirasakan
terutama sejak pertempuran di laut karang ( Mei 1942 ) dan Guadalcanal (
Agustus 1942 ). Jepang menyadari bahwa untuk dapoat mempertahankan daerah
pendudukannya yang luas itu mereka memerlukan dukungan dari penduduk didaerah
masing – masing . medianya antara lain olahraga. Pada tahun 1942 dibentuk
perserikatan Olahraga Pulau Jawa ( Tai Iku Kai ). Pendidikan jasmani
berupa taiso ( senam pagi ala Jepang ) diiringi lagu yang diberikan
sekolah – sekolah. Selain itu jepang mewajibkan pelajar – pelajar baris –
berbaris dan pelatihan perang – perangan yang disebut kyoreng, bela diri
seperti, sumo, kendo, dan base ball diperkenalkan oleh tentara jepang.
Organisasi olahraga baru dibentuk yaitu Gerakan Latihan Olahraga Organisasi
Rakyat ( GLORA ) di bawah pimpinan Otto Iskandar Dinata, tetapi akhirnya
dilarang.
Masa
itu banyak menghasilkan bibit unggul dalam buku tangkis seperti Sudirman,
Basrul Jamal, Oei Hok Tjoan, Liem Soei Liong dan Naspirin. Namun, hanya sepak bola dan bulu tangkis yang
dapat berkembang karena sulitnya kehidupan masyarakat.
Pada awal 1943 jepang mulai lebih intensif
mengumpulkan dan mendidik kaum muda Indonesia
di semua syu. Bahkan, di Jakarta syu setiap gun
diadakan pendidikan pemuda. Semua usaha mengadakan gerakan pemuda lokal itu
adalah dalam rangka persiapan membentuk gerakan pemuda yang terpusat dan
dibawah satu pucuk pimpinan. Dalam masa persiapan ini berbagai janji dan
harapan bagi pemuda disiarkan secara luas.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan :
Ø
Jepang
dengan mudah berhasil menguasai daerah-daerah Asia Timur dan Asia Tenggara,
termasuk Indonesia, disebabkan oleh :
1. Jepang telah berhasil
menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii
pada tanggal 7 Desember 1941;
2. Negeri-negeri induk (Inggris,
Perancis, dan Belanda) sedang menghadapi peperangan di Eropa melawan Jerman;
3. Bangsa-bangsa
di Asia sangat percaya dengan semboyan Jepang (Jepang pemimpin Asia, Jepang
cahaya Asia, dan Jepang pelindung Asia) sehingga bangsa-bangsa di Asia tidak
memberi perlawanan. Bahkan, kehadiran Balatentara Jepang disambut dengan suka
cita karena Jepang dianggap sebagai ‘saudara tua’ yang akan membebaskan
bangsa-bangsa Asia dari belenggu penjajahan negara-negara Barat.
Ø Tujuan Jepang menyerang
dan menduduki Hndia-Belanda (Indonesia), adalah untuk menguasai sumber-sumber
alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta
mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh
operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
Jepang mengaku
sebagai Saudara Tua, yang hendak memperbaiki nasib bangsa indonesia
dan membebaskannya dari penjajahan belanda. Pada mulanya, penduduk dibiarkan
mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Akan tetapi,
janji-janji manis selangkah demi selangkah diingkari oleh jepang. Pada tanggal
20 maret 1992, baru sebelas hari setelah belanda menyerah, penguasa jepang
sudah melarang dikibarkan bendera merah putih dan dilarang menyanyikan lagu
indonesia raya.”
Ø Beberapa propaganda
Jepang yang perlu dicatat
·
Ramalan Jayabaya
·
Pengibaran dua bendera
·
Slogan-slogan yang merakyat
·
Siaran radio
·
Pemutaran Film
·
Mengangkat tokoh pribumi Kharismatik
·
Melalui media kesenian
Ø
Golongan
yang terutama mendapat perhatian dari pemerintah jepang adalah golongan pemuda.
Mereka berasal dari lingkungan sosial yang berbeda – beda, ada yang berasal
dari kota dan ada pula yang berasal dari desa. Ada yang mendapat pendidikan
yang cukup, misalnya pernah duduk di sekolah menengah, tetapi ada juga yang
pendidikannya tidak seberapa lanjut, yakni hanya berpendidikan sekolah dasar. Perhatian
jepang dicurahkan kepada kaum muda ini karena mereka pada umumnya memiliki
sifat yang giat, penuh semangat, dan biasanya masih diliputi idealisme. Mereka
dianggap belum sempat dipengaruhi oleh alam pikiran barat.
B.
Saran
Ø Demikianlah isi dari
makalah kami, yang menurut kami telah kami susun secara sistematis
agar pembaca mudah untuk memahaminya. Berbicara mengenai sejarah, maka sejarah
merupakan ilmu yang tidak akan pernah ada habisnya. Ingatlah, orang yang cerdas
adalah orang yang belajar dari sejarah.
Ø Sering kali kita lupa
bahwa “meskipun” berkisah mengenai masa lampau, tapi sejarah begitu penting
bagi perjalanan suatu bangsa. Melalui sejarah, kita belajar untuk menghargai
perjuangan para pendahulu kita, belajar menghargai tetes darah dan keringat mereka
untuk apa yang kita nikmati saat ini. Lewat sejarah kita juga belajar dari
pengalaman masa lalu, dan menjadikannya sebagai modal berharga untuk melangkah
di masa depan
C. Daftar Pustaka :
0 comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan baik, jika ada pertanyaan sesegera mungkin saya jawab