Saturday, April 9, 2016

Laporan Study Tour di Sangiran dan Keraton Solo

Laporan Study Tour di Sangiran dan Keraton Solo

Maksud Penulisan:
Untuk menyimpulkan kunjungan kami  di sangiran dan keraton solo(18 Februari 2014)

Nama Kelompok        :
          Hana Chaniggia                                    (8720)
          Rema Marninda Z                                (8737)
          Risty Mustika H                                   (8739)
          Suratiningsih                                        (8741)

X MIA 1

2013/ 2014


Lembar Persetujuan Pembimbing
Laporan ini telah disetujui oleh pembimbing



Wonosobo, 18 Februari 2014
Pembimbing

 Ida Robert, S.Pd            

Lembar Motto :
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus menjaga dan melestarikan peninggalan dan kebudayaan para leluhur agar tidak hilang begitu saja seiring berjalannya waktu.

Lembar Persembahan :
Dipersembahkan untuk para generasi muda khususnya di tanah Jawa

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta inayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan laporan tentang “STUDY TOUR DI SANGIRAN & KERATON SOLO” dengan baik.

Isi dari makalah yang kami buat ini bertujuan untuk menunjang pelajaran khususnya SEJARAH & BIOLOGI dan juga sebagai penuntun dalam melestarikan budaya dari para leluhur.

Segala usaha yang telah kami lakukan dalam pengerjaan laporan ini untuk memenuhi tugas yang diberikan, apabila ada kekurangan dalam pengerjaan ini kami meminta maaf. Demikian pengantar dari kami, semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua dan juga untuk masyarakat luas. Amiiin...
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wonosobo,  22 Februari 2014


                                                                               Tim Penyusun             

Bab I
Pendahuluan
a.       Latar belakang masalah

Indonesia banyak memilik kekayaan alam, dan bermacam-macam budaya. Oleh karena itu tidaklah heran jika terdapat banyak sekali tempat-tempat yang bias dikunjungi untuk dinikmati pemandangan alamnya, kebudayaannya yang dapat juga disebut sebagai objek wisata. Dengan kata lain Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata.
Namun banyak dari objek wisata itu kini diabaikan. Baik perawatan, perlindungan dan hal-hal penting lainnya. Hal itu menyebabkan kerugian yang besar bagi Negara kita sendiri. Pemerintah yang mulai menyadari, kini lebih menggalakkan kemajuan dan kelestarian dari objek-objek tersebut. Dan dewasa ini kita dapat melihat perkembangan pariwisata di negara kita yang cukup memuaskan.
Pemerintahpun berusaha untuk memaksimalkan pendayagunaan daerah-daerah pariwisatayang tentunya dapat menmbah devisa negara kita. Dan diharapkan sektor-sektor pariwisata ini dapat memperlihatkan kecantikan alam dan budaya Indonesia di mata rakyatnya sendiri serta di mata dunia Internasional.
Keraton Solo adalah peninggalan kerajaan Mataram yang sampai sekarang masih terawat dengan baik, juga masih ada penerus rajanya dan sampai sekarangpun masih diteruskan oleh Pakubuwono XIII dan yang paling mengesankan keraton solo adalah umurnya hampir mencapai 300 th yaitu 269 th 
Sedangkan Musium Sangiran adalah salah satu museum purbakala yang ada di Indonesia, di museum ini terdapat banyak sisa-sisa peninggalan purbakala seperti tulang, kerang, tanah dan lain-lain. Para wisatawan yag dating pun beragam mulai dari wisatawan lokal atau domestik, pelajar, mahasiswa, arkeolog, bahkan wisatawan mancanegara dating kemusium ini sekedar untuk melihat koleksi yang ada bahkan mengamati dan menelitinya.


b.     Pembatasan masalah

1.      Jenis – jenis fosil asli yang ditemukan di Sangiran ( sejarah )
2.      Akulturasi tradisional Islam di Keraton Solo ( sejarah )
3.      Fosil – fosil yang menunjang evolusi manusia yang ditemukan di Sangiran ( biologi )

c.      Rumusan masalah

1.      Apa saja jenis – jenis fosil asli yang ditemukan di Sangiran ?
2.      Bagaimana akulturasi tradisional Islam di Keraton Solo ?
3.      Apa saja fosil – fosil yang menunjang evolusi manusia yang ditemukan di Sangiran ?

d.     Tujuan

Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi dan memahami secara detail mata pelajaran Sejarah dan Biologi yang khususnya kami bahas yaitu tentang kunjungan di Keraton Solo dan Sangiran juga sebagai penambah luas wawasan kami tentang peninggalan kebudayaan di Indonesia 



Bab II
Landasan Teori dan Kajian Pustaka

Akulturasi Tradisional Islam

·         Sejarah berdirinya Keraton Solo

Keraton Solo berdiri di Kertasura dan dipindah ke Surakarta atau desa Solo pada tahun 1745 oleh Pakubuwono ke - II, sebab dipindahkannya Keraton pada tahun 1742 sampai 1743 karena terjadi pemberontakan dengan orang – orang China yang membuat Keraton Kertasura rusak, dan dipindah ke Solo.

Sebelum raja memindahkan Keraton ke Solo, ada tiga desa pilihan raja untuk memindah keraton yaitu :

§  Desa Sono sewu
§  Desa Solo
§  Desa Kadipolo

Akhirnya raja memilih Desa Solo dikarenakan apabila Keraton dipindahkan ke Desa Solo maka umurnya bisa lebih dari 200 tahun ( 2 abad ) dan masyarakat pula akan makmur.

Dan sampai sekarangpun terbukti karena sampai sekarang umur Keraton Solo lebih dari 269 tahun dan masih dipimpin oleh seorang raja yaitu Pakubuwono ke - XIII yang dinobatkan sebagai raja dari tahun 2004 sampai saat ini  ( menjadi raja sampai meniggal atau mangkat )

Kesimpulan :
Keraton Solo / Surakarta adalah keraton tertua penerus dari Dinasti Mataram

·         Ciri – ciri bangunan Keraton :

§  Ada dua alun – alun, di utara dan selatan
§  Ada dua pohon beringin di tengah alun – alun
§  Ada masjid agung di sebelah barat
§  Ada pendopo agung
§  Ada dalem agung
§  Seluruh bangunan Keraton mulai dari utara sampai selatan mengandung filosofi kehidupan manusia

·         Bangunan Keraton Solo

§  Pendopo pagelaran / Sasana Sumewa

Fungsi dari bangunan ini adalah untuk bertemu raja dan Bupati.
Bangunan ini direhab pada Pakubuwono ke – X saat usia 48 tahun dan disimbolkan oleh 48 pilar.
Disini juga ada ruang yang disebut bangsal Pangrawit berguna untuk singgasana raja -
raja








Gb. 1.1 Bangsal Pangrawit
§  kawasan Siti Hinggil

Arti dari Siti Hinggil adalah tanah yang tinggi ( siti = tanah, hinggil = tinggi )

Gb. 1.2 Siti Hinggil
-          Bangsal Pertama / bangsal Mangoentoer Tangkil :
Merupakan bangunan untuk penobatan calon raja baru yang disumpah dan disaksikan para abdi dalem
-          Bangsal Sewoyono :
Artinya tempat yang luas ( sewo = tempat, yono = luas ), berguna untuk duduk leseh para abdi dalem
-          Bangsal Kedua / bangsal Hangoen Angoen :
Tempat memainkan gamelan setiap hari Sabtu sore pada jam 4 sore ( dimainkan karena menunjukkan bahwa sudah saatnya akhir pekan )
-          Bangsal Balebang :
Bangsal ini berguna untuk menyimpan gamelan
-          Bangsal Gandek Kiwo Tengen :
Tempat untuk para utusan

Di kawasan siti hinggil terdapat sebuah pohon Solo yang hanya ada satu satunya di Solo yang umurnya mencapai lebih dari 300 tahun.

Gb. 1.3 Pohon Solo
§  Pelataran Keraton
Di pelataran Keraton terdapat :
-          Pasir yang dibawa dari pantai selatan ( dari pantai Parangtritis dan pantai Parangkusumo )
Hubungannya karena adanya dukungan dari pantai selatan
-          Pohon Sawo kecik yang ditanam pada abad ke – 18 oleh Pakubuwono ke -  IX, yang artinya segala sesuatu yang terbaik

Gb. 1.4 Pohon Sawo kecik & Pasir dari pantai Selatan

-          Sanggabuwana yaitu simbol lingga Keraton sebagai tempat meditasi raja, yang mempunyai 6 lantai yang megah, 5 lantai utama besar dan 1lantai kecil paling atas / yang disebut tutup saji yang artinya 5 simbol pancaindra dan 1 simbol pancsa indra yang didalam, sanggabuwana dibangun pada tahun 1872 oleh Pakubuwono ke - III

Gb. 1.5 Sanggabuwana

-          Teropong untuk melihat munculnya bulan purnama pada bulan romadhon
-          Patung putih hadiah dari Yunani
-          Lantai marmer dari Italia
-          Lampu besar asli dari kristal
-          4 pilar dilapisi emas murni
-          Terdapat 2 warna kain, merah dan kuning
-          Sasana Handrawino untuk tempat jamuan makan para tamu - tamu raja
-          Dapur Keraton
-   Perpustakaan, tersimpan naskah jaman dahulu
-          Tempat dalem raja, dibelakang pendopo ageng yang bernama Keputren

  

Jenis – Jenis Fosil Asli Yang Ditemukan di Sangiran

Fosil manusia :

 1. Meganthropus Palaeojavanicus

Fosil salah satu dari jenis-jenis manusia purba Indonesia ini ditemukan di Sangiran oleh Von Koeningswald (1936 dan 1941). Fosil tersebut berupa rahang atas dan rahang bawah yang ditemukan lapisan pleistosin bawah.
Meganthropus Palaeojavanicus berarti manusia bertubuh besar yang paling tua dari Jawa. Manusi purba ini diperkirakan hidup antara 2 juta sampai 1 juta tahun yang lalu.
Makanan dari manusia purba jenis ini adalah tumbuh-tumbuhan. Karena makanannya tanpa melalui proses pemasakan, maka gigi rahangnya besar dan kuat. Fosil yang sama ditemukan oleh Marks pada pleistosin tengah pada tahun 1952.

• Memiliki tulang pipi yang tebal
• Memiliki otot kunyah yang kuat
• Memiliki tonjolan pada kening
• Memiliki tonjolan belakang yang tajam
• Tidak memiliki dagu
• Memiliki perawakan yang tegap

2. Pithecanthropus

Ketika kedatangan Eugene Dubois ke Pulau Jawa tahun 1890 di Trinil, Ngawi yang menemukan tulang rahang. Kemudian pada tahun 1891 menemukan tengkorak dan pada tahun 1892 ditemukan paha kiri.
Hasil temuan fosil tersebut diberi nama Pithecanthropus Erectus yang berarti manusia kera berjalan tegak yang kemudian dinamakan Homo Erectus dari Jawa. Manusia purba jenis ini diperkirakan hidup antara 1,5 juta – 500.00 tahun yang lalu berasal dari pleistosin tengah atau lapisan Trinil.
Volume otak Pithecanthropus mencapai sekitar 900 cc. Volume otak manusia modern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc. • Tulangrahang dan gigi besar dan kuat
• Tidak berdagu
• Tinggi badan sekitar 165-170 cm
• Berjalan tegak
• Kening menonjol
Meskipun ditemukan lebih dulu dari manusia purba jenis Meganthropus Palaejavanicus tetapi Homo Erectus berusia lebih muda. Para ilmuwan pada awalnya menganggap hasil temuan Eugene Dubois (homo erectus) bukan termasuk garis keturunan manusia.

Tetapi setelah adanya temuan fosil oleh Von Koeningswald dari lapisan pleistosin bawah, maka seluruh ilmuwan mengakui bahwa fosil-fosil yang ditemukan Von Koeningswald lebih tua umurnya jika dibandingkan dengan Homo Erectus yang ditemukan oleh Eugene Dubois. Fosi-fisil jenis manusia ini yang ditemukan Von Koeningswald di pleistosin bawah antara lain:
• Pithecanthropus Mojokertonensis.
Fosil ini ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur pada tahun 1936-1941. Pithecanthropus Mojokertonensis berarti Manusia kera dari Mojokerto. Nama Pithecanthropus Mojokertonensis kemudian disebut dengan Homo Mojokertonensis.
Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis Berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
• Pithecanthropus Robustus
Fosil salah satu dari jenis manusia purba Pithecanthropus ini ditemukan pada tahun 1936 di Sangiran tepatnya di lembah Sungai Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan pleistosin bawah dan menurut Von Koeningswald fosil ini sejenis dengan Phitencanthropus Mojokertonensis.



3. Homo Sapiens 

Homo sapiens adalah jenis manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia saat ini. Kehidupan mereka sederhana dan nomaden, yaitu hidup berpindah-pindah tempat. 
Jenis-jenis Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
• Homo Soloensis
Fasil manusi purba ini ditemukan si daerah Ngandong, Blora, di Sangiran, di Sambung Macan Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931-1934. Setelah diteliti oleh Von Koeningswald dan Weidenreich diberi nama Homo Sapiens Soloensis (Homo Soloensis).
• Homo Wajakensis
Homo Sapiens Wajakensis atau Homo Wajakensis ditemukan pada tahun 1889 oleh Van Reitschotten di Wajak Tulungagung yang kemudian diteliti oleh Eugene Dubois yang kemudian diberi nama Homo Sapiens Wajakensis. Homo Sapiens berarti manusia cerdas dan merupakan jenis manusia yang jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan manusia purba sebelumnya.
• Berbadan tegap
• Tinggi sekitar antara 130-210 cm
• Memilik volume otak sekiat 1000 – 1200 cc
• Tengkoraknya lebih besar dibanding Pithecanthropus
• Berdiri tegak dan berjalan sempurna
• Muka tidak menonjol ke depan
Genus ini diperkirakan berusia sekitar 10.000 - 50.000 tahun yang lalu. Tempat penemuan kedua fosil tersebut di lapisan Ngandong atau pleistosein atas. Kerabat terakhir yang hidup, Homo Neanderthalensis, punah sekitar 30.000 tahun yang lalu, meski bukti ditemukan beberapa waktu yang lalu bahwa Homo Floresiensis hidup sekitar 12.000 tahun lalu.
Fosil manusia purba selain ditemukan di Indonesia, juga ditemukan di beberapa negara lain yaitu di China, Afrika dan Eropa. Jenis-jenis manusia purba tersebut antara lain Homo Pekinensis yang berarti manusia dari Peking, Cina. Homo Pekinensis ditemukan oleh Devidson Black. Manusia purba jenis ini mirip dengan Pithencanthropus Erectus, oleh karena itu para ahli menyebutnya Pithecanthropus Pikenensis.
Fosil Homo Afrikanus atau manusia dari afrika ditemukan di Afrika oleh Reymond Dart pada tahun 1924. Setelah fosil tersebut direkonstruksi ternyata membentuk kerangka seorang anak yang berusia sekitar 5 sampai 6 tahun. Fosil ini mempunyai naman lain yaitu Australopithecus Africanus karena hampir mirip dengan penduduk asli Australia. Sedangkan, Robert Broom menumukan fosil yang lebih besar di tempat yang sama.
Manusia purba Eropa dikenal dengan nama Homo Neandherthalensis. Fosil ini ditemukan oleh Rudolf Virchow di lembah Neander, Dusseldorf, Jerman pada tahun 1856. Sedangkan, di Prancis ditemukan manusia purba yang disebut Cro Magnon.

Elephas namadicus (gajah)
Stegodon trigonocephalus (gajah)
Mastodon sp (gajah)
Bubalus palaeokarabau (kerbau),
Felis palaeojavanica (harimau),
Sus sp (babi),
Rhinocerus sondaicus (badak)
Bovidae (sapi, banteng), dan 
Cervus sp (rusa dan domba).
Crocodillus sp (buaya)
ikan dan kepiting,
 gigi ikan hiu, 
Hippopotamus sp. (kuda nil)
 Mollusca (kelas Pelecypoda dan Gastropoda )
 Chelonia sp (kura-kura)
 Foraminifera

Fosil batu-batuan (meteorit/taktit, kalesdon, diatome, dll.)
Fosil alat bantu dari batu (serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi, bola batu, dan kapak perimbas-penetak).

0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik, jika ada pertanyaan sesegera mungkin saya jawab