Sunday, April 10, 2016

Cerita Pendek "Ketika Bintang Masih Gemerlap"


Ketika Bintang Masih Gemerlap

Semburat sinar keemasan menghiasi cakrawala dari balik pegunungan, di saat itu pula ayam berkokok bersautan, kicau burung pun menambah rasa kehangatan alam semesta, walau hawa dingin masih menyelimuti pagi itu namun keluarga kecil ini sudah berjalan menginjak embun - embun yang terkandung di rerumputan untuk mengais rupiah. Dengan peralatan seadanya yaitu karung goni dan pengait yang terbuat dari kawat bekas mereka dapat mengais rezeki dari botol bekas yang mereka ambil dari pembuangan sampah.

“Wah, Nak... rezeki sudah menanti, hanya usaha kitalah yang semestinya bisa mewujudkannya Nak...” Ucap Ibu penuh rasa gembira dan haru melihat banyak sampah botol yang berserakan.

“Iya Bu... botol plastiknya ada banyak, kita bisa dapat uang banyak Bu...” sahut anaknya.

“Iya Nak, mungkin lebih banyak dari yang kemarin, maka jangan lupa Nak bersyukurlah kepada Allah bila kita mendapatkan suatu hal yang bermanfaat, karena Tuhan tak akan membuat penderitaan yang lebih terhadap hambanya...” ucap Ibu mengusap kepala anaknya.

“Iya Bu... Ical mengerti...Ical akan selalu bersyukur...”  jawab Ical sambil mengangguk

*****
Iya, nama anak itu adalah Muhammad Faizal Zuhri yang biasa dipanggil Ical. Dia sudah 6 tahun lamanya ditinggal oleh sang Ayah yang menderita lumpuh, hanya ibunya lah yang membesarkannya sampai dia sedewasa ini.

Malam itu bulan menampakkan sinarnya, gerombolan bintang berkelap – kelip terbentang luas bak melebihi luasnya jagad raya. Namun suara tangisan anak di dekapan hangat ibunya seakan membuat mendung hati seorang ibu manapun yang mendengarnya  

“Ibu...” ucap Ical dengan meneteskan air mata

“Apa Nak ? Kenapa kok kamu menangis ? ini sudah malam, tidulah Nak jangan menangis” tanya Ibu sambil mengusap pipinya yang deras dengan air mata

“Bu, kenapa si Bu kok Ayah ninggalin Ical, kan Ical masih kangen sama Ayah, Ical pengen mbanget disampingnya Ayah...” tangisan Ical tambah deras

“Sabar Nak...sabar...inilah cobaan dari Tuhan, kamu masih kecil Nak, dewasa nanti kamu akan mengerti inilah yang namanya takdir, doakan saja ayahmu agar tenang dialam sana” jawab Ibu dengan tegar   

*****
Memang Ical mempunyai kakak kandung sayangnya kakak Ical menderita cacat mental sejak ditinggal oleh Ayahnya, karena sosok sang Ayah ini sangat dekat dengan kakak Ical. Setiap hari Ayu, kakak kandung Ical selalu terdiam sendiri tak mau bicara walau dengan Ical dan Ibunya sendiri

“Ayu...makan Yu...nanti kamu sakit lho, ini ibu buatkan bubur kesukaanmu waktu kamu kecil, ya walau dengan isian seadanya” bujuk Ibu pada Ayu kakak Ical

Ayu pun hanya terdiam sambil memegang foto Ayah. Ibu pun menyuapinya dengan penuh rasa sayang walau sebenarnya dalam hati Ibu menangis melihat kondisi anaknya seperti itu

*****
Ical kini duduk dibangku kelas 2 SD Negeri Taman Siswa yang terletak di desanya ini memang sering mendapat juara kelas sehingga biaya sekolahnya gratis diambil dari beasiswa prestasinya. Walau begitu kehidupan keluarga Ical masih serba kekurangan karena hutang sepeninggal Ayah Ical. Untuk menambah penghasilan, ibu Ical pun memiliki ide untuk membuat kue cucur berbahan dasar tepung terigu dengan modal seadanya dari penjualan botol bekas. setiap pagi Ibu Ical membuat kue tersebut untuk dijajakan oleh Ical ke sekolahnya

“Bu, apa kue cucur nya sudah matang ?” tanya Ical

“Belum Nak...sebentar lagi, ini tinggal menggorengnya saja” jawab Ibu

“Baik Bu, nggak usah keburu Bu, jam 7 nya masih lama kok” sahut Ical sambil tersenyum

“Iya Nak..” ucap Ibu sambil membalas senyum

Beberapa menit kemudian kue cucur pun matang, kue yang masih hangat itu diletakkan ke wadah keranjang dari anyaman bambu

“Cal...Ical...” Ibu memanggil Ical

“Iya Bu...” Jawab Ical

“Ini Nak kuenya sudah matang sudah ibu taruh ke keranjang, hati – hati lho ya mbawanya jangan sambil lari – lari” Ucap Ibu sambil berpesan

“Iya Bu, sini Ical bawa, Ical mau langsung berangkat sekolah”

“Ini Nak kuenya... jangan lupa lho ya kalau mau ngapa – ngapain berdoa dulu, nanti kalau waktunya pulang ya langsung pulang jangan langsung main”

“Siap Ibuku sayang, Assalamu’alaikum...”

“Wa’alaikumsalam...”

Setelah kue cucur matang Ical pun langsung membawanya kesekolah untuk dijajakan kepada teman- temannya seharga 500 rupiah. Walau Ical berjualan disekolahnya namun Ical tidak sedikitpun memiliki rasa malu untuk berjualan, karena ini diniati untuk membantu ekonomi keluarganya, meski kadang kala ia diejek oleh temannya. Dengan penuh harapan ia berharap agar hari ini kuenya laris habis

Eh temen- temen itu si Ical dateng” ucap salah satu teman Ical

“Iya tu Ical udah dateng, bawa kue cucur nggak ya dia ?” tanya teman Ical

“Iya kok, dia bawa”

Eh Cal mau dong beli kue cucurnya, harganya masih 500 kan ?”

“Iya harganya masih 500 kok, sini – sini yang mau beli” sahut Ical dengan menawarkan dagangannya

Tiba – tiba Axel teman sekelas Ical menghampirinya dengan lagak tak suka

“Heh kamu lagi, si tukang cucur !!! ngapain jualan lagi, kue mu tu nggak enak tau nggak sih !!!” ejek Axel

Ngapain si kamu Xel, kalau memang kue cucur buatan ibuku nggak enak, temen - temen nggak pada beli lah” Jawab Ical dengan jujur

Temen – temen aja yang pada bodo, tau nggak si temen – temen kue cucur yang dijual Ical ini buatnya pakai pengawet berbahaya tau !!!”

Ha apa iya apa ???” tanya teman – teman Ical

“Ya iya lah” jawab Axel meyakinkan

“Nggak temen – temen, itu fitnah kue bikinan ibuku itu halal nggak ada bahan berbahaya apapun didalemnya, percayalah sama aku !!!” ucap Ical dengan pasrah

Kemudian Ical sedih gara – gara Axel memfitnahnya, tak lama kemudian Riana teman Ical menenangkannya.

“Cal yang sabar ya, memang Axel tu orangnya kaya gitu, aku percaya kok sama kamu, kamu tu orangnya baik nggak mungkin lah kamu seperti yang diomongin Axel” kata Riana dengan menenangkan Ical

“Makasih ya Riana kamu udah percaya sama aku” sahut Ical memelas

“Iya Cal...” ucap Riana dengan senyum tipisnya

***** 
Keesokan harinya di sekolah Ical, tidak disangka HP milik Putri hilang secara misterius. Banyak yang menuduh Ical sebagai pelakunya apalagi Axel yang sangat benci dengan keberadaan Ical karena iri dengannya sebagai juara kelas tetapi miskin harta.

Duh, temen - temen ada yang tau HP ku nggak, HP ku hilang nih padahal kan tadi ada di tas kok sekarang nggak ada ya” tanya Putri bingung

“Wah wah wah..., kacau itu pasti ada pencuri dikelas ini” jawab Axel

“Ha emangnya siapa ?” tanya Putri

“Ya siapa lagi kalau bukan si tukang cucur itu” tuduh Axel dengan mengacungkan jarinya ke arah Ical

“Sembarangan kamu Xel, aku nggak mungkin lah nyuri barang orang, itu kan dosa !!!” sahut ical dengan kaget

“Hah mana mungkin pencuri itu ngaku, apa lagi kamu udah miskin suka nyuri lagi, ngaku aja lah !!!”

“Iya ngaku aja Cal ngaku” suruh temannya yang lain

“Apa ??? aku nggak nyuri, aku bukan pencuri tau !!!” ucap Ical dengan sedikit keras

Ah gledah aja tu tasnya” sahut Axel

“Ada apa si ribut – ribut kaya gini ???” tanya Riana yang keheranan

“Ini ni Ri, ada pencuri tapi nggak mau ngaku” jawab Axel sinis

“Siapa yang pencuri ???” tanya Riana lagi

“Ya si cucur itu !!!” Axelpun meyakinkan

“Apa bener yang diomongin temen – temen Cal ?” tanya Riana kepada Ical

“Nggak !!! nggak bener itu Ri !!!” jawab Ical dengan air mata yang hampir jatuh mendarat ke lantai

Beberapa saat kemudian ada guru masuk kelas

“Ada apa ini kok ribut – ribut suaranya kok sampai ke kantor guru” Pak Guru bertanya - tanya

“Ini Pak, ada pencuri di kelas” sahut Axel

“La la la, siapa to pencurinya ?” tanya Pak Guru

“Ini Pak, si Ical yang nyuri HP nya Putri” jawab temannya yang lain

“Apa iya ? apa bener Cal kamu yang nyuri HP nya si Putri ???” tanya Pak Guru kepada Ical

Nggak Pak saya nggak nyuri” Jawab Ical dengan yakin

Ah bohong itu Pak” tambah Axel

“Stop..stop..!!! ya sudah kalau begitu semuanya keluar kelas nanti Bapak sama guru yang lain akan gledah semua tempat”

Aduh bahaya nih” ucap Axel lirih

“Apanya yang bahaya Xel ?” tanya teman yang lain

“Nggak kok bukan apa – apa” jawab Axel dengan agak takut

Beberapa menit kemudian HP Putri ditemukan di  tembok kamar mandi yang dibungkus dengan sapu tangan warna biru

Nah akhirnya ketemu juga HP warna hitam dibungkus dengan sapu tangan biru, apa benar Putri ini HP milikmu ?” tanya Pak Guru pada Putri

“Iya Pak benar milik saya,  makasih Pak...” jawab Putri

“Oh iya bentar Pak kayaknya saya tahu siapa pemilik sapu tangan warna biru itu Pak” sahut Riana dengan yakin

“Waduh mati aku” ucap Axel dalam hati dengan gemetar

“Sapu tangan ini milik Axel Pak” ucap Riana

“Oh iya ya itukan punya Axel, wuuuuu” sahut temannya yang lain

“Iya to, pencurinya bukan Ical, karena bapak percaya Ical nggak mungin nyuri barang dia itu anak pintar, anak yang sholeh nggak mungkin lah dia mencuri” ucap Pak Guru

“Nah sekarang kamu Axel, ikut Bapak ke ruang BK hayo” ajak Pak Guru

“Wuuuu pencuri, pencuri” teman – teman meneriakkan dengan kompak

Setelah kejadian itu Axel dihukum untuk tidak bersekolah selama 2 bulan, selama itu Ical pun lega sudah tidak ada yang dikhawatirkan. Ucap syukur Alhamdulillah Ical dimudahkan dalam berbagai hal yang sempat menyulitkannya semua ini berkat doa dan usaha yang dipanjatkan keluarga Ical, Akhirnya semua berjalan normal kembali, dan Ical tetap menjual kue cucur dengan semangat. Berharap ekonomi keluarganya semakin membaik dan kakaknya sembuh dari gangguan jiwa.

Akhirnya setelah Axel kembali bersekolah, ia pun meminta maaf kepada semua yang telah disalahinya terutama kepada Ical dan Axel pun sekarang berubah menjadi anak yang baik. Kini Ical dan Axel mempunyai hubungan persahabatan yang lebih erat, umpama bintang masih gemerlap, masih ada harapan di kegelapan.

*****

            


0 comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan baik, jika ada pertanyaan sesegera mungkin saya jawab